Pendeta Dave Stone dari Gereja
Southeast Christian Church di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat mengejutkan
jemaatnya dengan pengumuman pengunduran dirinya sebagai pendeta senior tahun depan.
Pendeta Stone menjelaskan kalau keputusan ini
sudah direncanakan bersama dengan istrinya sejak tahun lalu. Keputusan ini
lantas membuat jemaat bertanya-tanya tentang alasan ia meninggalkan gereja yang punya lebih dari 25.000 anggota jemaat tersebut.
"Sejujurnya, ini adalah sebuah proses yang
telah ada dalam pekerjaan dan telah berlangsung selama beberapa tahun, tetapi
enam sampai sembilan bulan yang akan datang, saya akan mengundurkan diri sebagai pendeta senior," ungkapnya di sebuah sidang.
Pendeta Stone percaya kalau sudah menjadi
waktunya untuk membiarkan gereja bertumbuh dalam kepemimpinan yang lebih muda dan baru, Kyle Idleman, yang akan menggantikan posisinya.
"Saya punya passion dalam pelayanan dan saya akan tetap bersemangat dalam
pelayanan. Saya berada dalam kesehatan yang baik. Saya benar-benar menikmati
peran ini. Saya baru saja melihat betapa menguntungkannya bagi gereja untuk
bertransisi pada kepemimpinan yang baru dan yang lebih muda, dengan cara dan sudut pandang yang berbeda," tandasnya.
Pendeta Stone berpendapat kalau
para pemimpin perlu membatasi waktu mereka sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi perkembangan gereja.
"Semakin lama Anda memiliki
gelar tersebut, jika tidak berhati-hati, jika saya tidak berhati-hati, bisa
saja saya jadi lebih cinta pada gelar tersebut. Jadi, kalau saya memiliki
integritas sebagai pendeta sekaligus sebagai orang Kristen, keputusan saya
harus dipandu oleh perhatian bagi masa depan gereja daripada hanya memikirkan betapa menariknya hal itu sekarang," katanya.
"Aku lebih mengasihi kalian di dalam Kristus daripada aku mencintai gelarku sebagai pendeta."
Stone yang saat ini berusia 57
tahun ini mengatakan kepada WDRB bahwa ia meneladani sikap dari pendeta
Southeast Christian yang terdahulu, Bob Russell, yang meninggalkan mimbar pada tahun 2006 lalu.
"Dia memilih untuk
menyingkir karena ia menyadari bagaimana bisa memberi dampak pada gereja, dan
untuk menjadikan gereja lebih muda, yaitu dengan memiliki pemimpin-pemimpin
yang lebih muda," jelasnya.
Untuk sekarang, Stone akan tetap
tinggal di Louisville, tetapi akan tinggal jauh dari gereja, setidaknya selama
enam bulan untuk memungkinkan transisi kepemimpinan yang mulus. Dia juga
berencana untuk fokus menghabiskan waktu bersama dengan keluarga dan menjadi
seorang kakek yang baik.