Seorang pendeta Prancis ditemukan tewas gantung diri di
sebuah gereja presbiterian di kota Gien, di sekitar lembah Loire. Kabar ini menyebar setelah tubuhnya ditemukan tak bernyawa pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018.
Dari hasil penyelidikan ditemukan bahwa pendeta itu memutuskan
bunuh diri setelah dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap gadis di bawah umur.
Pendeta itu bernama Pierre-Yves Fumery, berusia 38 tahun. Sebelum memutuskan gantung diri, Pendeta Fumery sebenarnya baru menjalani penyelidikan atas laporan yang melibatkan dirinya. Beberapa anggota paroki juga membenarkan tuduhan tersebut dan menyebut jika pelayan gereja itu telah melakukan tindakan senonoh kepada anak remaja berusia di bawah 15 tahun, termasuk seorang gadis yang sengaja dipeluk beberapa kali.
Setelah mengetahui kabar tersebut keuskupan Orleans sendiri, Jacques Blaguart bahkan menyebut bahwa tuduhan itu sebagai masa penderitaan dan cobaan berat bagi gereja Katolik, Gien.
Baca Juga :
Namun dengan tegas dia tetap mengambil tindakan terhadap
Fumery dengan meminta pendeta tersebut untuk berhenti dari pelayanannya dan mencari
konseling untuk sementara waktu. Bukannya melakukan usulan dari uskup, Fumery malah
menghabisi nyawanya sendiri dengan cara gantung diri.
Sebagaimana diketahui, ini adalah kasus bunuh diri yang menimpa
pendeta Prancis. Setelah sebulan lalu pilihan serupa juga diambil oleh pendeta Jean-Baptiste
Sebe (38 tahun) yang juga gantung diri di sebuah gereja di kota Rouen, Prancis.
Dia juga memutuskan bunuh diri setelah dituduh melakukan pelecehan seksual kepada
seorang anak remaja.