Gereja
Paroki Kristus Raja Surabaya tengah berduka atas meninggalnya Romo John
Tondowidjojo Tondodiningrat pada Rabu, 5 September 2018 pada pukul 05.30 WIB kemarin.
Romo John menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat di rawat di Rumah Sakit RKZ Surabaya.
Tak banyak yang tahu kalau Romo John Tondowidjojo Tondodiningrat adalah sosok yang begitu dekat dengan salah satu pahlawan bangsa. Ya, dia adalah cucu dari pencetus semboyan ‘Habis Gelap Terbitlah terang’, R.A Kartini.
Romo Tondo,
sapaan akrabnya, lahir pada 27 September 1934 di Ngawi, Jawa Timur. Ayahnya bernama
Kanjeng Raden Mas Tumenggung (KRMT) Tondowidjojo dan ibunya RA Soetiretno
Sosroboesono yang merupakan putri dari Bupati Ngawi yang adalah kakak kandung dari R.A. Kartini.
Baca Juga :
Hari Kartini, Peran dan Rancangan Tuhan Atas Perempuan
Kartini, Tokoh Perempuan yang Meninggal Pasca Melahirkan
Setelah
menjalani pendidikan tinggi, Romo Tondo memilih belajar teologi dan ditahbiskan
menjadi imam pada 31 Maret 1963 di Genova, Italia. Sejak itu, dia pun kembali ke Indonesia dan melayani di Gereja Paroki Kristus Raja, Surabaya.
Kepergian Romo
Tondo pun meninggalkan duka mendalam bagi jemaat gereja. Pasalnya, di mata mereka
cucu R.A Kartini ini adalah sosok yang hidupnya penuh dengan teladan. Dia juga dikenal sebagai sosok yang mengayomi. Suka menyapa orang lain lebih dulu.
“Saat khotbah,
dia kadang singkat kadang panjang. Tapi semuanya dia berikan background yang
banyak karena pengetahuan sejarahnya yang panjang. Yang pasti dia ini kesan
yang paling mendalam yaitu komunikator sejati,” ucap Romo Ignatius Suparno,
seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (5/9).
Anak
angkatnya, Rizal Fitriano juga menyampaikan kesan mendalam soal mendiang. Di matanya, Romo Tondo sudah dianggap seperti ayahnya sendiri.
“Beliau berjasa
banyak dalam hidup saya. Sepeninggal ayah, sekolah saya di back up sampai universitas. Kemudian sampai kerja pun tetap saya komunikasi, sebagai ganti ayah saya,” ucapnya.
Selain itu,
Rizal juga menilai ayah angkatnya itu sebagai pribadi yang baik dan disiplin waktu.
Dia adalah orang yang akans elalu tepat janji, tak pernah terlambat. “Saya pernah
ditinggal dulu pas liburan bersama ke Yogyakarta, telat 15 menit saya ditinggal
dan jadi saya nyusul naik bus,” terangnya.
Bagi jemaat
Gereja Paroki Kristus Raja, sosok Romo Tondo tak akan bisa terlupakan. Setiap kenangan
tentang dia akan tetap abadi di dalam ingatan. Dan mereka hanya akan bisa memandangi
sosok Romo Tondo di dalam peti jenazah yang disemayamkan di Gereja Paroki Kristus
Raja sebelum prosesi pemakaman dilakukan.