Kris Scharoun
dan Paul DeForge adalah pasangan down syndrome yang dipertemukan 25 tahun silam
di sebuah pesta dansa. Saat bertemu, keduanya pun saling jatuh cinta dan memutuskan menikah.
Tepat pada
13 Agustus 2018, Paul dan Kris merayakan anniversary
pernikahan mereka yang ke-25. Meskipun secara fisik keduanya memiliki
kekurangan, tapi selama mengarungi bahtera rumah tangga pasangan ini terlihat langgeng.
Sebagai seorang
istri, Kris (58) berperan sebagai wanita yang selalu ada disamping Paul (54). Dia juga selalu memberikan dukungan secara emosional kepada suaminya itu.
“Dia (Paul)
lebih rentan secara emosional dan dia (Kris) selalu menjadi batunya. Dia akan merencanakan
apa yang akan mereka lakukan dan benar-benar bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan sosial,” ucap Susan Scharoun, kakak dari Kris.
Keharmonisan
pernikahan pasangan ini memang bukan tanpa tantangan. Mengingat sejenak masa ketika
Kris dan Paul hendak melangsungkan pernikahan. Saat itu hubungan mereka ternyata banyak ditentang oleh orang-orang karena kondisi kesehatan fisik yang mereka alami.
Menikah sebagai
sesama penyandang down syndrome dinilai sebagai keputusan yang berat. Tapi pada
akhirnya mereka membuktikan kepada semua orang bahwa mereka bisa menembus kemustahilan dengan menikah.
“Saat menjalani
pertunangan mereka selama lima tahun mereka benar-benar ingin menikah, jadi kami mulai merencanakan pernikahan mereka,” kata Susan.
Saat itulah
pernikahan mereka digelar dan dihadiri oleh 150 tamu. Bagi Kris, menjadi
pengantin adalah impiannya yang menjadi kenyataan. Sebagai seorang gadis muda, dia memajang foto-foto gaun pengantinnya dan mendekorasinya di kamar mereka.
“Pernikahan
mereka sangat indah. Keinginan utama Kris adalah dari ‘aku menjadi kita’,” terang Susan.
Bagi Susan, pernikahan Kris dan Paul mungkin adalah pernikahan down syndrome paling langgeng yang pernah ada. Menyusul pasangan down syndrome lainnya Maryanne dan Tommy asal Inggris yang sudah menikah selama 23 tahun.
Baca Juga :
Meskipun kadang
harus menghadapi komplikasi kesehatan, namun Kris dan Paul tetap hidup bahagia.
Mereka suka bepergian, menghadiri acara pesta dansa dan juga liburan ke perkemahan.
Tak
dipungkiri, diusia mereka yang sudah tak lagi muda Kris menderita penyakit diabetes
tipe 1 dan Paul terserang demensia (lupa ingatan). Kondisi ini mmebuat mereka harus menjalani perawatan kesehatan secara intensif.
Karena cinta
Kris yang begitu besar kepada suaminya, dia bahkan tak ingin berpisah sedetik pun dengan Paul. Meskipun kondisinya salah satu dari mereka harus dirawat.
Meskipun kesehatan
adalah tantangan terbesar dari pasangan down syndrome ini. Tapi keluarga dari
pasangan ini mengaku kalau Kris dan Paul sudah membuktikan bahwa cacat intelektual tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk menikah.
“Mereka harus
menentukan kehidupan mereka sendiri. Kami harus mengajukan lebih banyak pertanyaan
tentang apa yang mereka mau. Tapi mereka tahu apa yang terbaik bagi mereka,” ucap
Susan.
Ya, dari kisah
Kris dan Paul kita percaya bahwa cinta memampukan seseorang untuk menembus keterbatasan.
Jadi, kekurangan apapun yang kamu atau pasanganmu alami saat ini jangan pernah membuatmu
mundur untuk tidak mencintainya.