Lembaga sosial
kemanusiaan Internasional World Vision, yang juga membuka pelayanan di Indonesia
ikut mengirimkan bala bantuan terhadap korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Akibat gempa
7.0 skala richter pada Minggu, 5 Agustus 2018 lalu,sekitar lebih dari 100 orang
meninggal dunia dan ribuan warga lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman
lantaran rumah-rumah mereka telah rata akibat goncangan gempa. Sementara masih
banyak korban yang masih tertimpa reruntuhan rumah beton dan membutuhkan
penggalian. Sampai saat ini, masyarakat setempat bahkan masih menunggu bantuan tiba.
“Banyak
orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka karena banyaknya gempa susulan,” kata Margaretha Siregar dari World Vision Indonesia.
Dia
melanjutkan, untuk menolong para korban World Vision telah mengirimkan staffnya
sebagai relawan untuk membantu korban baik orang dewasa dan anak-anak di sana. “Kami
akan terus memobilitasi tanggapan dengan mitra lokal dan berencana untuk fokus pada
perlindungan anak, air bersih, sanitasi dan kebersihan dan memastikan anak-anak mendapat akses pendidikan pasca krisis,” jelasnya.
World Vision
Indonesia sendiri sudah mendistribusikan sebanyak 360 terpal pada hari Sabtu (4/8),
sehari sebelum gempa terjadi. Hal ini dilakukan setelah bencana gempa berkekuatan
6.4 skala richter yang terjadi beberapa waktu sebelumnya. Bantuan akan tempat pengungsian dinilai akan terus meningkat karena setelah semua perumahan rata oleh gempa.
Bala bantuan juga dikirimkan oleh Lembaga
Bantuan Oxfam, dimana mereka sudah menyediakan air minum bersih dan tempat penampungan terpal untuk 5000 orang yang selamat.
Seperti diketahui, seorang wanita dinyatakan selamat setelah ditemukan tertimpa reruntuhan toko kelontongnya yang sangat dekat dengan pusat gempa.
Baca Juga :
#PrayForLombok, Korban Gempa Tewas 82 Orang, Ribuan Mengungsi
Dua Pesepakbola Asing Ini Turut Sampaikan Doa Bagi Korban Gempa Lombok
Proses evakuasi
juga masih terus berlangsung saat ini kendati gempa susulan masih terus terasa
setiap hari. Di tengah kondisi ini pula korban yang selamat sangat membutuhkan air bersih, makanan, obat-obatan serta tempat pengungsian sementara.
Sutopo Purwo
Nugroho, juru bicara Badan Mitigasi Bencana Indonesia (BNPB) menyebutkan bahwa jumlah
total korban telah mencapai 105 orang. Jumlah ini termasuk korban dari pulau Bali.
Darurat kondisi
yang terjadi di wilayah sekitar NTB, aktivitas wisata pun untuk sementara waktu
dihentikan. Ribuan wisatawan bahkan memilih untuk meninggalkan Lombok sejak
Minggu malam. Untuk mengangkut penumpang di Bandara Internasional Lombok pihak
maskapai penerbangan telah menambah layanannya. Begitu juga dengan armada feri untuk
penyeberangan dari Lombok ke Bali.