Miras atau minuman keras
merupakan produk yang bisa kita jumpai di sekitar kita. Bahkan ada beberapa
orang diantaranya mengaku tidak lagi bisa lepas dari minuman keras ini.
Berdasarkan wawancara di lapangan, JC Channel mendapati beberapa alasan kenapa orang-orang meminum minuman keras.
1. Coba-coba
Bagi kaum muda, khususnya, meminum
minuman keras bisa dianggap sebagai salah satu pelengkap hiburan saat bersantai
bersama dengan teman-teman. Saat dirasakan ternyata tidak ada efek buruk yang
menimpa mereka, ditambah dengan cita rasa minuman keras yang enak, mereka jadi meneruskan mengonsumsi minuman keras ini.
2. Sedang merayakan hari istimewa tertentu
Gaya hidup kaum urban di
Indonesia memang bisa dikatakan sudah semakin akrab dengan minuman beralkohol.
Beberapa kelompok menyatakan kalau minuman keras bisa menjadi salah satu
instrumen untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Beberapa jenis minuman keras
juga sering dianggap sebagai minuman 'berkelas', sehingga biasa disajikan pada acara-acara istimewa tertentu.
3. Sudah menjadi tradisi keluarga
Beberapa orang mengaku mengonsumsi
minuman keras karena memang sudah menjadi sebuah tradisi atau kebiasaan di
tengah-tengah mereka. Karena sudah dianggap biasa, mereka terus mengonsumsi minuman keras hingga dewasa dan menjadi kebiasaan.
Minuman beralkohol sendiri merupakan salah satu hal yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Banyak orang yang meyakini kalau minuman keras tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat.
Baca juga: Fakta Alkitab: Kota Nazaret, Kota Dimana Yesus Dibesarkan
Lantas, apakah Alkitab memperbolehkan kita mengonsumsi Alkohol atau minuman keras?
Alkohol tergolong sebagai zat
depresan yang berarti ia dapat memperlambat fungsi-fungsi tubuh yang vital.
Akibatnya, cadel, gerakan yang goyah, presepsi yang terganggu, dan ketidak
mampuan untuk cepat bereaksi. Dengan kata lain, alkohol menyebabkan seseorang
tidak mampu berpikir secara rasional dan mengaburkan daya pertimbangannya.
Meskipun demikian, banyaknya jumlah yang kita minum juga berdampak pada efek yang dihasilkannya.
Beberapa orang mengonsumsinya
untuk mendapatkan efek stimulan dengan segelas bir atau minuman anggur untuk beroleh
perasaan yang lebih santai atau relaksasi.
Namun, kalau seseorang mengonsumsinya melebihi batas wajar, maka ia akan
mengalami efek depresi alkohol, yaitu mereka akan mulai merasa bodoh atau kehilangan koordinasi dan kendali.
Kalau mengonsumsinya terus menerus dalam
jumlah banyak, alkohol dapat menyebabkan seseorang tidak lagi bisa merasakan
sakit, overdosis
keracunan, bahkan berakhir pada kehilangan kesadaran diri, tergantung dari jumlah dan kecepatan konsumsinya.
Berkesempatan untuk bertanya langsung pada Bung
Abeng yang merupakan seorang Pendeta Muda, dirinya mengutip dari Roma 12:1 yang berbunyi, “Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Salah satu bentuk penyembahan yang kita berikan
kepada Tuhan yang terbaik bukan hanya sekedar nyanyian kita, kata-kata kita,
tapi juga tubuh kita. Tubuh yang sehat diperlukan sebagai sarana agar bisa menyembah Tuhan dalam kehidupan kita.
Baik alkohol maupun narkoba, mengandung zat
adiktif yang menimbulkan ketergantungan. Inilah yang kemudian menimbulkan
sebuah keterikatan kita pada hal tersebut. Minuman keras akan mempengaruhi cara
berpikir, organ tubuh, kesehatan, sehingga akan ada banyak hal bodoh yang
mungkin akan kita lakukan karena kita sedang tidak sadar setelah mengonsumsi
alkohol.
Bung Abeng sendiri dengan tegas mengatakan kalau kita sebaiknya mengatakan tidak pada minum-minuman keras. Kalau sebatas minum anggur pada perjamuan kudus, Bung Abeng mengatakan kalau hal ini wajar untuk dilakukan. Sebagai pribadi yang mengasihi Tuhan, sebaiknya kita terbiasa dalam menjaga tubuh kita, sebab bagi Tuhan, tubuh itu penting sebagai sarana penyembahan dan ibadah kita.
Untuk video lengkapnya, boleh klik video pada gambar di atas, ya :)