Kalau soal meniru, yang langsung hadir dalam pikiran kita pasti adalah burung beo. Padahal selain burung beo, ada lho binatang lain yang jauh lebih pandai. Binatang itu adalah tupai. Selain karena lucu dan menggemaskan, ternyata ada alasan lain kenapa masih ada banyak orang yang memilih untuk memelihara tupai, yaitu kemampuannya yang pandai meniru.
Salah satu orang yang terbuai dengan tupai
adalah Shyla Mouton.
Dirinya memiliki seekor tupai bernama
Winkelhimer Smith. Mr. Smith, panggilan tupai tersebut tidaklah sempurna sebab ia memiliki beberapa cacat pada tubuhnya yang seringkali membuat banyak orang mengasihinya.
Tidak jarang Shyla merenung dan
bertanya kenapa tupai miliknya itu cacat. Padahal waktu kecil dulu, Mr. Smith
adalah tupai yang lincah dan nampak sangat normal. Butuh waktu yang cukup lama, akhirnya
Shyla menerima keadaan tupainya.
Suatu hari, ia mendapati tupainya tidak lagi
berada pada kondisi sedia kala. Dia memutuskan untuk membawa tupainya ini ke
sebuah klinik dokter hewan. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, sang dokter mengatakan bahwa tupainya ini mengalami kondisi stres.
Mengetahui kondisi ini, Shyla tidak tinggal
diam. Ia mengetahui kalau tupainya selalu sukses menghiburnya saat meniru
sesuatu. Kemudian ia melukis sesuatu dan menyediakan satu set alat lukis di hadapan Mr. Smith.
Perilaku Mr. Smith ini kemudian ia
dokumentasikan dengan video dan mengunggahnya di Youtube. Shyla dan Mr. Smith menghibur banyak orang melalui
video-videonya. Ada banyak orang yang memuji dan mengagumi aksi Shyla dan Mr. Smith ini.
Bahan perenungan:
Kisah Shyla dan Mr. Smith mengingatkan kita
kepada kehidupan Yesus saat berada di dunia. Yesus telah memberikan teladan
kepada kita untuk diikuti. Sebelum Yesus menerima hukumannya, Ia melakukan suatu tindakan yang tidak terduga. Ia membasuh kaki murid-muridNya.
Padahal kalau kita pikirkan kembali, tindakan
ini seharusnya dilakukan oleh seseorang yang dianggap paling rendah derajatnya.
Bahkan sebelum Yesus melakukannya, Ia menanggalkan jubah dan mengikatkan kain
lenan pada pinggangnya. Sikap ini menunjukkan kalau Yesus menanggalkan segala kebesarannya dan merendahkan diri serendah-rendahNya.
Tindakan Yesus ini memberikan teladan
kerendahan hati pada kita semua. Teladan ini menyentuh hati setiap
murid-muridNya karena hal ini berkaitan langsung dengan mereka. Tuhan Yesus
tidak menginginkan para murid nantinya tidak hanya sekedar berkhotbah,
melainkan juga ikut menjadi teladan dalam setiap tindakan mereka. Dalam Yohanes
13:15, "Sebab Aku telah memberikan teladan kepada kamu, supaya kamu juga
berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."
Tindakan nyata merupakan sebuah cara mengajar
yang paling efektif dan mudah diterima oleh orang lain. Sebagai pelayan Tuhan,
sudah seharusnya kita meneladani setiap tindakan yang telah Yesus ajarkan.
Termasuk tindakanNya yang mau merendahkan diri serendah-rendahnya. Kita harus
bisa menanggalkan setiap jubah kebesaran yang kita punya dan dengan kerendahan
hati, kita harus bisa melayani Tuhan melalui perbuatan-perbuatan kita.