Seorang pendeta
paroki Gereja Katolik Kussnacht di Danau Lucerne, Swiss terbukti telah menilap uang
gereja untuk judi. Dia dikabarkan membohongi paroki soal uang gereja sebesar
1.2 juta euro (setara dengan 19 miliar rupiah) yang akan dipakai untuk proyek pelayanan di Afrika.
Pihak keuskupan
akhirnya mengetahui kebohongan pendeta itu. Kemudian mengingatkannya untuk menjalani
terapi dari kecanduan judinya. Namun dengan beragam alasan, sang pendeta justru
menolak mengikuti terapi dan malah pergi ke Rusia untuk mengikuti pertandingan Piala Dunia sejak awal bulan Juni lalu.
Sementara pihak keuskupan semakin jengkel dengan perilaku sang pendeta. Belum lagi sejumlah umat paroki yang tahu soal penipuan itu pun berencana untuk melaporkannya kepada pihak yang berwajib. Dari Rusia, dia pun menyampaikan permohonan maafnya sekaligus meminta pengampunan dari semua orang.
Baca Juga :
Arseto Suryoadji, Anak Pendeta Itu Didakwa Sebarkan Ujaran Kebencian!
Tolak Pakai Rumahnya Jadi Markas Sniper, Pendeta dan Keluarganya Tewas Dibakar
Lewat pengacaranya,
sang pendeta menyampaikan akan menjalani terapi kecanduannya setelah dia kembali dari Rusia.
Mari belajar
dari kasus yang dihadapi pendeta Swiss ini. Jangan sampai para pemimpin gereja,
yang harusnya jadi teladan bagi umat justru jadi batu sandungan bagi banyak
orang. Apalagi hal ini menyangkut kebiasaan buruk seperti bermain judi yang jelas-jelas
bertentangan dengan firman Tuhan.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.” Roma 12: 2