Pesan yang disampaikan oleh
sekelompok orang Kristen pada sebuah pawai Pride di Filipina akhir minggu lalu
berhasil meluluhkan orang banyak, terlebih mereka yang berada dalam komunitas LGBTQ.
Kampanye yang dihadiri oleh
jemaat dari Gereja Church of Freedom in Christ Ministries menggelar acara ini
di sebuah kompleks olahraga di Marikina, 30 Juni 2018 lalu. Mereka yang hadir
diperlengkapi dengan banner dan plakat yang bertuliskan 'I'm Sorry' sebagai
tanda permohonan maaf mereka atas perbuatan yang dilakukan beberapa orang
Kristen yang menyakiti hati mereka melalui aksi dan ucapannya selama bertahun-tahun ini.
Salah satu banner menuliskan, "Yesus tidak menjauhi orang. Begitu juga kita." Banner lainnya mendeklarasikan permohonan maafnya dengan tulisan, "Saya minta maaf karena telah menghakimi kamu."
Baca juga: Wow, Nick Vujicic Beberkan Rahasia Dapatkan Pasangan Lewat 3 Pesan Khotbah Ini, Simak Yuk!
Aksi permohonan maaf yang
dilakukan oleh orang Kristen ini disebarkan oleh seorang gadis berusia 19 tahun
bernama Jamilah Salvador yang mengambil beberapa foto mereka dan mengunggahnya
di media sosial Twitter. Foto yang diunggahnya ini ternyata menjadi viral hanya dalam hitungan jam.
Val Paminiano sebagai pendeta
dari Gereja Church of Freedom in Christ Ministries mengungkapkan pada Buzzfeed
bahwa para anggota jemaatnya telah ikut berpartisipasi dalam pawai tahunan ini
selama empat tahun. Kampanye 'I'm Sorry' bertujuan untuk menginspirasi umat
Kristen agar
Bertindak, bicara dan mengasihi orang-orang komunitas LGBT seperti Yesus.'
"Kami memohon maaf atas tindakan-tindakan orang Kristen yang telah menyakiti orang-orang dari komunitas LGBT, terutama dengan menggunakan Alkitab dalam mengutuk dan menghakimi mereka," ungkap Paminiano.
Baca juga: PGLII Gelar Seminar LGBTQ, Sampaikan Pentingnya Pendekatan Keluarga
"Saya percaya kalau Tuhan
mengutuk homoseksual,
tapi saat saya belajar tentang Alkitab, terutama tentang hal yang kami sebut
'clobber scriptures' yang merupakan bagian dari Alkitab yang sering digunakan
untuk mengutuk orang-orang dari komunitas LGBT, saya menyadari kalau ada banyak
hal yang perlu dipelajari, termasuk kebenaran kalau Tuhan tidak menentang siapa pun."
"Tuhan tidak mendiskriminasi
manusia berdasarkan jenis kelamin," tambahnya.
Sebagai orang percaya seharusnya kita tidak
menghakimi atau menebarkan kebencian melalui orang-orang yang terlibat dengan
perilaku LGBTQ. Penting untuk diingat kalau seharusnya perbuatan merekalah yang
kita jauhi, bukan orang-orang yang terlibat di dalamnya.