Esok hari, 27 Juni
2018 ada 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten yang melakukan pemilihan kepala
daerah (Pilkada) serentak. Namun dari sejumlah wilayah itu, Kementerian Dalam
Negeri manyatakan ada lima daerah yang rawan gangguan keamanan saat
penyelenggaraan pilkada. Untuk itu, selain berdoa untuk pelaksanaan pilkada di
wilayah kita, pastikan memasukkan lima daerah ini dalam doa-doa kita untuk pilkada besok.
Wilayah mana saja itu?
1 Papua
"Pemetaan area rawan pilkada memang Papua
secara geografis. Kemarin kantor Kemendagri dirusak oleh orang tidak tahuan, masak Kemendagri tidak bisa membatalkan keputusan MK," demikian pernyataan Mendagri Tjahjo Kumolo yang dikutip Detik.com, Sabtu (23/6/2018) lalu.
Selain itu, menurut
berita yang dirilis BBC.com, mulai 2010 hingga 2014 ada 71 warga tewas saat
melakukan pesta demokrasi di wilayah ujung timur Indonesia ini. Yang cukup
mendapat sorotan adalah Kabupaten Paniai dan Mimika. Disana masih terjadi
sengketa pasangan calon peserta pilkada dan juga masyarakatnya yang masih belum paham benar tentang demokrasi sehingga mudah diprovokasi melakukan kericuhan.
2 Sumatera Utara
Hal yang ditakutkan
untuk di wilayah Sumatera Utara adalah fanatisme yang terlalu tinggi karena hanya ada dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
"Memang biasanya kalau tinggal dua pasangan calon, maka fanatisme pendukungnya jadi tinggi,” demikian pernyataan Kabuspen Kemendagri, Bahtiar yang dikutip BBC News Indonesia.
Selain fanatisme, wilayah Sumut dianggap rawan karena daerah yang padat penduduk, yaitu ditinggali sekitar 14 juta jiwa.
Baca juga :
Kepolisian Rangkul Anak Muda Tangkal Hoaks Selama Pilkada, Begini Caranya…
Jelang Pilkada di Sumatera Utara, Ini Harapan Koordinator GMKI Kepada Para Pemilih Pemula
3 Kalimantan Barat
Untuk wilayah Kalimantan Barat, daerah ini rawan karena berpotensi konflik berbau SARA.
"Ini pemetaan. Saya kira Kalimantan Barat
ini menarik 68% pemilih muslim, tetapi kemarin yang jadi gubernur kebetulan
agamanya Katolik dan wakilnya Kristen. (Pilkada) sekarang (juga) cukup keras, apalagi juga ada kelompok masyarakat Dayak di Kalbar," demikian pernyataan dari Tjahjo Kumolo.
Selain masalah suku
asli, masalah agama adalah isu yang bisa memicu konflik di wilayah Kalimantan
Barat ini. Walau demikian, belajar dari kasus yang terjadi di Jakarta,
pemerintah Kalbar telah merangkul tokoh suku dan agama untuk bisa meredam dan mengademkan suasana.
4 Sulawesi Selatan
Wilayah ini dinilai
warganya berwatak keras, terlebih karena salah satu pasangan calon yang gugur
sehingga hanya ada satu pasangan calon saja, maka hal ini dinilai bisa memicu dinamika politik.
"Terutama di Kota Makassar. Sekarang cuma
ada satu pasangan calon. Calon yang lainnya digugurkan. Jadi yang melaju akan melawan kotak kosong," kata Kapuspen Kemendagri, Bahtiar.
5 Jawa Timur
Saat ini wilayah Jawa
Timur juga hanya memiliki dua pasangan calon yang akan bertanding. Wilayah Jawa Timur dikenal homogen, namun bukan berarti potensi konflik kecil.
"Apalagi secara hasil survei, selisih suaranya sangat tipis. Bahkan di bawah margin error. jadi undecided voter sangat tinggi. sehingga meski homogen, banyak santri-santri NU, tetap saja rawan,” jelas Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin.
Selain itu wilayah Jawa
Timur juga masih mengalami trauma akibat serangan bom beberapa bulan lalu. Hal
ini menjadi perhatian khusus pihak keamanan untuk memastikan proses pilkada berjalan aman dan damai.
Pilkada tahun 2018 ini sangat krusial, karena
menjadi awal dari gerakan politik menuju pemilihan presiden 2019. Untuk itu
mari kita doakan agar proses pilkada bisa berjalan dengan aman, pemimpin yang terpilih adalah yang terbaik dan semua pihak bisa menerima hasil akhir dari pilkada ini.