Pilkada serentak akan digelar dua hari lagi, tepatnya Rabu, 27 Juni 2018 nanti. Meskipun pemerintah sudah menghimbau supaya semua belah pihak harus menjaga kondusivitas dan keamanan menjelang Pilkada nanti. Namun tetap saja selalu ada pihak yang berusaha menyebar hoaks.
Sebuah surat
edaran berisi perjanjian yang dilakukan calon Walikota Rahmat Effendi dengan pihak
gereja sempat viral dan mengejutkan semua pihak. Di dalam surat tersebut,
ditemukan bahwa Rahmat berjanji akan mendirikan 500 bangunan gereja Kristen dan Katolik kalau dirinya menang di Pilkada nanti.
Terkait berita itu, Rahmat Effendi angkat suara dan membantah surat edaran tersebut. Dia mengaku surat itu hoaks dan sengaja dibuat pihak tertentu untuk memecah belah umat beragama. Malah, dia menegaskan bahwa nomor surat dan tanda tangan yang tercantum di dalamnya adalah palsu. “Itu hoaks. Tanda tangan saya dipalsukan,” katanya.
Baca Juga :
Hadapi Pilkada Serentak, Pendeta Gideon Munthe Ajak Jemaat GKII Pusat Medan Lakukan Ini!
Kepolisian Rangkul Anak Muda Tangkal Hoaks Selama Pilkada, Begini Caranya…
Senada dengan
itu, Persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) Jerry Sumampouw kembali mengklarifikasi kepada seluruh pihak gereja bahwa surat tersebut hoaks.
“Jadi saya konfirmasikan bahwa surat perjanjian itu palsu. Dan kami tidak tahu siapa yang membuatnya,” kata Jerry, seperti dikutip Cnn Indonesia, Senin (25/6).
Jerry meyakini,
surat itu sengaja diedarkan pihak tertentu dengan motif politis. Apalagi pihak yang disebut di dalam surat juga turut menjadi kandidat di Pilkada nanti.
Dia juga membantah
kalau pihak PGI sama sekali tak pernah menyepakati perjanjian apapun dengan Rahmat
Effendi. “PGI di kota Bekasi memang ada. Tapi nama-nama tersebut bukan bagian
dari kami. Begitu pula dari organisasi Katolik. Kami sudah melakukan dialog dan tidak ada nama yang bersangkutan,” terang Jerry.
Untuk mencegah
masalah ini, pihak PGI sendiri menghimbau seluruh masyarakat supaya tak mudah terhasut
dan lebih cerdas dan kritis menanggapi isu-isu yang mengatasnamakan SARA hanya untuk tujuan memenangkan kandidat Pilkada tertentu.
“Kami berharap
hal tersebut jangan ditanggapi serius oleh masyarakat. Masyarakat harus cerdas dan
kritis mengenai surat yang beredar ini,” katanya.
Sangat
disayangkan memang, sekalipun pemerintah sudah menghimbau semua pihak untuk
mencegah penyebaran berita hoaks. Namun tetap saja ada beberapa pihak yang mencoba
memperkeruh situasi dengan mengangkat isu yang berkaitan dengan agama. Kita berharap
supaya para pelaku ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.