Anak Butuh Figur Ayah yang Peduli, Bukan Hanya Sekadar Sayang!

Parenting / 30 May 2018

Kalangan Sendiri

Anak Butuh Figur Ayah yang Peduli, Bukan Hanya Sekadar Sayang!

Lori Official Writer
3933

Dalam Perjanjian Lama dituliskan tentang kisah nabi dan pembuat mujizat Elisa yang terbaring sakit di tempat tidurnya. Raja Israel Yoas lalu mendengar kabar itu dan bergegas untuk menemuinya. Sang raja pun berseru, “Bapaku, bapaku!” (2 Raja-raja 13: 14).

Kenapa Raja Yoas menyebut Elisa sebagai bapanya? Padahal ayah Yoas adalah Yoahas. Mereka sama sekali tak punya ikatan darah apapun. Yoas sepertinya tak sekadar menyebut Elisa sebagai nabi atau pembuat mujizat. Tapi dia memanggilnya dengan sebutan yang dia anggap pantas yaitu ‘bapa’.

Menilik dari hubungan Yoas dan Elisa, kita tahu persis bahwa begitulah hubungan seorang anak dengan bapanya.

Ada perbedaan besar antara ayah yang benar-benar menyayangi anak-anaknya dengan ayah yang benar-benar bertindak seperti seorang ayah.

Peran menjadi seorang ayah adalah sesuatu yang istimewa. Itu sebabnya Tuhan memakainya sebagai metafora untuk menggambarkan hubungan-Nya dengan kita. Dalam hal ini, kita tentu saja tak mengabaikan peran seorang ibu yang sangat besar dalam membesarkan anak-anaknya. Tapi kehadiran seorang ayah sangat berpengaruh besar dalam hidup seorang anak.

Seorang anak tak akan puas kalau ayahnya hanya mengucapkan ‘aku sayang kamu nak’. Bahkan meskipun ucapan itu disampaikan sampai ratusan kali, anak tak akan cukup puas. Karena anak juga perlu interaksi langsung dengan sang ayah. Anak butuh waktu bersama yang bisa mereka habiskan. Entah itu, saat ayah mengajak anak potong rambut bersama, berenang bersama, makan bersama, olahraga bersama dan sebagainya.

Momen-momen inilah yang membuat anak merasa memiliki ayah seutuhnya. Hal ini bukan soal uang atau soal kenyamanan yang disediakan sang ayah. Tapi soal seberapa sering seorang ayah menyediakan waktu bersama dengan anak-anaknya. Semakin banyak kenangan kebersamaan ayah dan anak, maka ikatan diantara keduanya pun akan semakin kuat. Anak yang diperhatikan, dituntun dan diarahkan oleh seorang ayah pasti akan tumbuh menjadi pribadi berkarakter.

Baca Juga :

Semua Ayah Kristen Perlu Membacanya, Ini Alasan Mengapa Kamu Wajib Dirikan Mezbah Keluarga

Sepenggal Kisah yang Ditulis Teruntuk Kamu yang Punya Ayah ‘Jangan Lupakan Pengorbanannya'

Sayangnya, struktur keluarga belakangan ini berubah perlahan-lahan. Kondisinya malah semakin buruk. Terlalu banyak ayah yang sibuk dengan pekerjaannya, sibuk dengan aktivitasnya dan menganggap waktu bersama anak adalah investasi yang penting bagi pertumbuhan anak.

Rasul Paulus pun menemukan masalah serupa terjadi di gereja Korintus. Kondisi saat itulah yang mendorongnya untuk menulis pesanyang cukup tajam, katanya, “Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.” (1 Korintus 4: 15)

Sekarang kita tahu bukan kenapa Raja Yoas memanggil Elisa dengan sebutan bapa dan bukan rabbi atau nabi. Karena Elisa punya karakter seorang bapa yang dilakukannya kepada umat Tuhan. Dia berperan sebagai pelindung dan pembuat mujizat bagi bangsa itu. Itulah peran seorang bapa rohani. Hal serupa juga dibutuhkan oleh anak-anak dari ayah mereka.

Mereka tak hanya butuh kata-kata semata dari orang tuanya, tapi sebaliknya mereka butuh tindakan dan perhatian khusus setiap hari.

Mungkin ada ribuan bahkan jutaan anak di luar sana yang tak pernah merasakan kehadiran seorang ayah dalam hidupnya. Mari berdoa supaya, setiap ayah menyadari peran besar yang diberikan Tuhan dan membawa anak-anak mereka untuk lebih dekat mengenal tentang kasih Bapa kepada anak-anaknya. Seperti Allah sendiri kepada setiap kita, umatNya.

Sumber : Charismamag.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami