Intelektual muda Nahdlatul Ulama Guntur Romli mengakui bahwa konten-konten radikalisme, hoaks masih disukai masyarakat di Indonesia. Intelektual muda Nahdlatul Ulama Guntur Romli mengakui bahwa konten-konten radikalisme, hoaks masih disukai masyarakat di Indonesia. Oleh
karena itu, ia mendorong agar orang-orang yang mencintai bangsa untuk berperan serta melawannya dengan konten-konten yang positif.
“Konten seperti ini sangat penting agar impian dari pendiri bangsa kita itu benar-benar terwujud,” ujar Guntur saat menjadi salah satu pembicara sesi workshop Nationalism, Art, and Media IMAGO 2018 di Menara Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/5/2018).
Pria lulusan Universitas Al –Azhar, Kairo, Mesir, ini menyatakan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia diwariskan sebuah negeri, sebuah budaya yang luar biasa, filosofi luar biasa, potensi luar biasa. Semua ini jangan disia-siakan. “Jangan karena peristiwa-peristiwa yang tidak kita harapkan terjadi, impian pendiri bangsa kita tidak terwujud,” sambungnya.
Baca Juga: Social Media Jadi Markas Sebarkan Ideologi Radikal. Mari Bertindak Lewat IMAGO Conference
Guntur meyakini bahwa Indonesia tidak akan ada bila tidak
ada Islam, Kristen, Hindu, Budha, penganut aliran kepercayaan. Juga tidak akan ada bila tidak ada suku jawa dan berbagai suku lain yang ada. “Kita diciptakan dengan keanekaragaman,” pungkasnya.