Pdt. Jacky Manuputty, Saksi Perang Maluku yang Bergerilia Demi Perdamaian
Sumber: Kemlu.go.id

Nasional / 27 April 2018

Kalangan Sendiri

Pdt. Jacky Manuputty, Saksi Perang Maluku yang Bergerilia Demi Perdamaian

Lori Official Writer
4457

Menjadi sebuah kehormatan kalau Indonesia mendapat kembali penghargaan kerukunan umat beragama yang disebut World Interfaith Harmony Week 2018 dari Raja Yordania, Abdullah II bin Al Hussein di Istana Husseiniyah, Amman, Selasa (24/4) lalu.

Penghargaan itu pun diterima secara khusus oleh Pendeta Jacklevyn Manuputty yang mewakili Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP).

Nama Pendeta Jacklevyn Manuputty mungkin masih asing ditelinga kita. Tapi rupanya dari berbagai sumber ditulis soal latar belakang pendeta yang satu ini. Rupanya dia adalah hamba Tuhan yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pelayanan, bukan gereja, tapi dalam sebuah kegerakan untuk menghadirkan perdamaian umat beragama.

Pemilik nama lengkap Jacklevyn Frits Manuputty ini adalah warga keturunan Ambon, Maluku. Dia adalah pendeta yang menyaksikan konflik agama Muslim dan Kristen di Ambon pada tahun 1999-2002. Konflik yang menewaskan lebih dari 10.000 orang ini mengilhami Pdt. Jacky untuk menyudahi perang.

Saat itu, dia mulai melakukannya dengan kampanye perdamaian dan advokasi nasional serta internasional. Tindakannya yang dinilai tak berpihak terhadap salah satu kubu membuatnya dicap sebagai musuh. Tapi dia tak berhenti, sekalipun rumahnya harus dibakar oleh pembencinya. Dia lalu mulai menulis satu bab tulisan berjudul ‘Dari Tarian Perang ke Tarian Damai’ yang membeberkan soal akibat dari perang Ambon terhadap anak muda. Siapa sangka perjuangannya untuk menghadirkan perdamaian di Maluku membuahkan hasil yaitu diterbitkannya Perjanjian Malino II.

Perjuangan tak sampai di situ, Pdt. Jacky kemudian membangun Lembaga Antariman Maluku Aksi Kemanusiaan (LAIM) untuk memelihara keamanan dan kondisi yang sudah mulai membaik di sana. Tapi karena satu dan lain hal, konflik agama itu kembali berkobar pada September 2011. Dia pun dengan cepat membentuk kelompok-kelompok pemuda yang menamakan dirinya ‘Provokator Damai’ yang bekerja lewat kampanye sosial media dan SMS. Langkah ini pun rupanya membuahkan hasil yang memuaskan dan berhasil meredam konflik.

Berkat segala upayanya, Pdt. Jacky dianugerahi penghargaan Peacemaker in Action Award 2011 dan 2012. Sejak saat itu, dia resmi menjadi anggota baru dari komunitas perdamaian Tanenbaum Center for Interreligious Understanding yang berpusat di New York, Amerika.

Selain itu, Pdt. Jacky juga pernah mendapat penghargaan sebagai Pekerja Perdamaian dari Ma’arif Institute, yang didirikan oleh Buya Syafii Maarif.

Sedikit orang yang mungkin tahu soal perjuangan Pdt. Jacky dalam mewujudkan perdamaian di tanah Maluku. Semangatnya untuk mewujudkan perdamaian seperti saat konflik di tanah kelahirannya tetap terpelihara sampai saat ini. Dia terus bergerilia menyebarkan perdamaian ke berbagai daerah, kota dan bangsa.

Sumber : Berbagai Sumber/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami