Di awal penciptaan,
Allah menetapkan satu prinsip yang sangat penting bagi kehidupan yaitu ‘PENTINGNYA
BENIH’. Dia berkata bahwa bumi akan menghasilkan tanaman lewat benih dan setiap benih akan menghasilkan buah sesuai dengan jenisnya.
Bagaimana sebuah
benih bisa menghasilkan buah? Tidak lebih dengan lebih dulu menanamnya di tanah yang subur.
Mari sedikit
belajar dari seorang petani. Misalkan saja seorang petani punya sebidang ladang
yang dibiarkan ditumbuhi rumput liar. Ladang itu tentu tak akan menghasilkan apa-apa
kecuali rumput. Petani baru akan menghasilkan kalau dia membersihkan ladangnya dan
menanam benih di tanahnya. Tak akan terjadi apa-apa kalau dia hanya berdoa saja tanpa melakukan sesuatu.
Benih itu harus ditanam!
Ada beberapa
dari kita berpikir akan menghasilkan hanya dengan menunggu Tuhan. Kita menunggu
supaya kita dikirimi calon suami. Atau menunggu untuk diberikan kelimpahan dalam
hal keuangan. Padahal Tuhan sebenarnya berkata, “Kamu pikir kamu harus menunggu-Ku? Aku yang menunggumu! Aku menunggumu untuk menanam benih itu.”
Segala sesuatu
dalam hidup ini diawali sebagai benih, entah itu hubungan, pernikahan, bisnis, gereja dan sebagainya. Dan tak akan ada yang terjadi selama benih itu belum ditanam.
Kenapa Tuhan
meminta kita menanam benih? Karena menanam benih adalah tindakan iman. Kita melangkah untuk mengambil bagian kita. Itulah yang disebut tindakan iman.
Dalam Perjanjian
Baru, Yesus menyampaikan soal prinsip tabur tuai. Perumpamaan ini disampaikan untuk
menjelaskan tentang tujuanNya datang ke bumi dan mati di kayu salib. Yesus hendak
mengingatkan bahwa jutaan orang akan diselamatkan dan masuk Surga karena kematian dan kebangkitanNya. Yesus sedang menanam benih itu dan benih itu akan menjadi milikNya.
“Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh
ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (Yohanes 12: 24)
Lakukanlah prinsip
tabur tuai ini kapanpun dan bagaimanapun keadaanmu. Kalau kamu butuh lebih
banyak waktu, berilah lebih banyak waktu untuk anak-anakmu. Kalau kamu butuh
lebih banyak uang, berikanlah sebagian yang kamu punya untuk orang lain. Kalau kamu
butuh lebih banyak kebijaksanaan, bagikanlah kebijaksanaanmu kepada orang lain.
Kedengarannya
memang kog malah aneh ya. Tapi inilah sistem menanam benih ditamannya Tuhan. Karena
dengan cara itulah Tuhan mau memberkati kita. Jangan hanya bisa mengeluh saat butuh
sesuatu, atau hanya berharap dan berdoa saja. Tapi mulailah menanam benihmu.