Ketika saya dibuat kecewa dan diteriaki oleh seorang sahabat yang luar biasa pelayanannya beberapa waktu lalu, saya sempat berguman dalam hati saya "Ya Tuhan, kenapa dia nggak dewasa ya? Padahal usianya jauh lebih dewasa dari saya dan bahkan pelayanannya." Bukan cuma saya, kamu juga tentu pernah mengeluarkan sebuah kalimat soal dewasa, apalagi jika itu berurusan dengan orang yang lebih tua dari kita. Entah kakak rohani . saudara atau tetangga kamu .
Trus, menurut kamu gimana sih seseorang itu disebut
sebagai orang yang dewasa di dalam Kristus?
Dan apa sih arti dewasa atau kedewasaan?
Menurut KBBI, dewasa artinya seseorang yang memiliki cara berpikir, atau cara pandang yang sudah matang.
Saat saya wawancara, seorang guru sekolah minggu bernama Shinta Siagian berkata bahwa "Kedewasaan bukan soal usia, tetapi soal respon. Gimana seseorang bisa meredam amarahnya dan mengampuni orang lain."
Dan dalam Alkitab, Rasul Paulus memberikan sebuah
pandangan dan penilaian soal kedewasaan, atau seseorang dikatakan dewasa.
Dimana ketika itu dia sedang diperhadapkan dengan jemaat di Korintus.
Mari kita lihat di 1 Korintus 3: 1,"Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat bicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus."
Dalam ayat ini, Paulus menyebutkan bahwa manusia duniawi adalah manusia yang belum dewasa dalam Kristus. Lalu bagaimana itu manusia duniawi, bagaimana itu manusia yang dewasa ?
"Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?" (ayat 3)
Dalam ayat ini, Paulus dengan rinci menjelaskan bahwa
manusia yang duniawi yang belum dewasa
didalam Kristus adalah seseorang yang
memiliki sikap yang suka iri hati dan suka berselisih.
Nggak perduli apapun jabatan kamu, usia kamu, atau pelayanan kamu, Alkitab menyebutkan selama kamu memiliki sikap iri hati dan suka berselisih, itu artinya kamu belum dewasa di dalam Kristus.
Lalu bagaimana seharusnya dewasa di dalam Kristus?
Dewasa di dalam Kristus adalah seseorang yang menerima
dirinya sebagaimana Tuhan menciptakannya.
Bukan soal penampilan saja tetapi soal apa yang dia
miliki dan soal apa yang dimiliki orang lain.
Orang yang dewasa di dalam Tuhan merupakan orang yang
bisa menerima dirinya dan merasa berharga. Jika dia sudah menerima dirinya dan
menghargai dirinya, maka dia hanya akan fokus untuk membuat sebuah langkah maju
yang besar ke arah yang luar biasa, bukan dengan kepo atau mengurusi kehidupan
orang lain. Ada banyak orang yang hebat dalam pelayanannya tetapi sering
berasumsi dan membicarakan orang lain, itulah salah satu ciri bahwa dia belum
dewasa di dalam Kristus, karena jika seseorang membicarakan orang lain dan
berasumsi demikian, artinya dia belum bisa menerima orang lain sebagaimana dia
belum menerima keadaan hidupnya dengan baik.
Selain itu, kedewasaan didalam Kristus adalah seseorang
yang bisa memperbaiki segala keadaan dengan benar, bukan mencari sebuah
pembenaran apalagi harus menyalahkan orang lain.
Ketika Yesus dijual oleh Yudas, dan Dia sudah mengetahui
hal itu, Yesus tidak langsung menyalahkan Yudas atau memarahinya bahkan
membicarakannya kepada murid-murid yang lain secara terbuka.
Melihat respon yang berbeda tersebut kita bisa melihat betapa Yesus sangat penuh kasih bahkan ketika Dia dibelenggu oleh fitnah dan lain-lain.
Hal ini menjadi sebuah perenungan bagi kita sebagai orang
yang menganggap diri sebagai pengikut
Yesus, atau sebagai orang yang taat kepada Yesus.
Mari kita belajar untuk sama-sama lebih dewasa lagi
didalamNya, dan berhentilah untuk berpuas diri soal pelayanan yang kita pegang
atau iman yang kita miliki, teruslah haus dan lapar akan Dia, dan teruslah
dipenuhi olehNya.