Paus Fransiskus
menyusul Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Inggris membuat
pernyataan tegas atas serangan Bom Kimia di Kota Souma, Suriah yang
diperkirakan setidaknya menewaskan 70 orang dan masih banyak korban lainnya
yang harus menjalani perawatan.
“Tidak ada perang yang
bagus atau perang yang buruk. Tidak ada, tetapi, tidak ada yang bisa
membenarkan sebuah alat pemusnahan atas penduduk dan orang-orang tak berdaya,”
demikian kecam Paus Fransiskus pada hari Minggu (3/4/2018) lalu saat Misa di
St. Peter Square.
“Mari berdoa bagi
mereka yang tewas, untuk mereka yang terluka dan untuk para keluarga yang
menderita,” demikian tambahnya.
Baca juga :
Tak Manusiawi! Para Pemimpin Kristen Mengecam Serangan di Suriah
Presiden Trump sendiri
menyalahkan dukungan Rusia, dan Iran kepada Presiden Bashar al-Assad atas
serangan mengerikan tersebut.
“Presiden Putin, Rusia
dan Irah bertanggung jawab karena menudukung Binatang Assad. Harga yang mahal
harus dibayar,” demikian cuitan Trump melalui akun resminya.
“Area terbuka
secepatnya butuh batuan medis dan verifikasi. Sebuah malapetaka kemanusiaan lagi
terjadi untuk sesuatu tanpa alasan. SAKIT!” demikian tambahnya.
Minggu sore terjadi
serangan udara atas wilayah Suriah pusat, diduga serangan balasan dari
Amerika, namun pihak Pentagon membantah tuduhan itu.
Menteri Luar Negeri
Inggris Boris Johnson dalam pernyataan resminya juga mengutuk serangan itu.
“Kami mengutuk
penggunaan senjata kimia oleh siapapun, dimanapun. Kami akan berhubungan dengan
sekutu kami menindaklanjuti laporan terbaru ini. Mereka yang bertanggung jawab
atas penggunaan senjata kimia ini telah kehilangan semua integritas moralnya
dan harus diminta pertanggungjawabannya,” demikian pernyataan resmi yang
dirilis oleh pemerintah Inggris.
Perang sipil di Suriah
sudah berlangsung lebih dari tujuh tahun, dan ini bukanlah pertama kalinya
pemerintah Suriah dituduh menggunakan senjata kimia untuk menyerang pihak
pemberontak. Penderitaan rakyat Suriah belum berhenti dengan kalahnya kelompok
teroris ISIS, karena perebutan kekuasaan masih menjadi sumber utama kehancuran
dan penderitaan negeri itu. Mari berdoa bagi mereka.