Sebagai pengikut Kristus, kita mengerti kalau beriman berarti kita percaya. Alkitab banyak membahas mengenai iman. Tetapi, sayangnya tidak banyak orang yang mengerti bagaimana membuktikan iman tersebut dalam perbuatan. Beberapa bulan yang lalu, atasan saya banyak membahas mengenai berkat dan iman. Ia banyak bercerita mengenai berbagai tokoh di dalam Alkitab yang banyak diberkati karena imannya kepada Tuhan.
Iman dalam perbuatan menghasilkan karya Tuhan yang luar biasa
Salah satu ayat yang banyak diketahui oleh
orang percaya ada dalam Yakobus 2:17b, “Jika iman itu tidak disertai dengan
perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Di dalam Ibrani 11, kita
bisa menemukan banyaknya raksasa-raksasa rohani yang bisa memberi teladan mengenai bagaimana mereka mengaplikasikan iman dalam perbuatan.
Iman Nuh yang membawanya pada petunjuk Allah
tentang sesuatu yang belum kelihatan membuatnya bersedia untuk mempersiapkan
diri terhadap air bah dengan membangun sebuah bahtera yang bisa menyelamatkan seluruh keluarganya.
Iman percaya Abraham mengantarkannya pada gambaran keindahan tanah perjanjian Tuhan, sehingga ia rela pergi meninggalkan tanah kelahirannya. Ketaatan Abraham juga menjadikannya sebagai bapak orang percaya.
Dr. Cho dalam buku 'Empat Dimensi'nya
Dalam buku karya Dr. Yonggi Cho, seorang pastor terkenal mengatakan dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Dimension” kalau firman Tuhan yang kita dengar dapat melahirkan sebuah kekuatan visualisasi. Kita memahami kalau kita ini hidup dalam dunia tiga dimensi. Tetapi Dr. Cho menjelaskan kepada kita bagaimana kekuatan iman bisa mengantarkan kita pada dimensi keempat.
Dunia tiga dimensi merupakan kehidupan yang kita jalani jika kita hanya percaya terhadap apa yang kita lihat atau rasakan. Sementara kehidupan empat dimensi yang dibawa oleh iman membawa kita pada sebuah visualisasi dunia spiritual ke dalam dunia nyata.
Dr. Cho mengenalkan kalau iman yang lahir dari Tuhan akan memberikan kekuatan supranatural yang membuat kita mampu terus berjalan melawan arus. Sehingga kita bisa terus berpegang teguh pada apa yang kita yakini dan membuat kita tidak dapat dihentikan oleh apa pun.
Baca juga: Siapa Bilang Tuli Tidak Bisa Bernyanyi? Lampaui Keterbatasanmu Dengan Kristus!
Tuhan menggenapi janjiNya melalui iman kita
Sebenarnya, Tuhan telah memberikan pelita-pelita
pada jalan yang telah dijanjikanNya tersebut. Namun karena kita sering
dikalahkan oleh keinginan daging, perlahan-lahan, pelita tersebut redup dan menutupi jalan yang Tuhan tujukkan kepada kita tersebut.
Iman dapat membuat kita terus berpikir secara
optimis dan tidak gentar dalam menghadapi apa pun persoalan yang menghalangi
jalan kita. Dalam sebuah majalah, saya pernah membaca kalau iman bisa
didefinisikan dalam pernyataan, “if I can see it in my mind, I can have it in my hand.”
Iman tidak akan menghasilkan sesuatu yang besar
jika saja kita tidak berani untuk menghadapi tantangan, karena tantangan dan
rintangan tersebut sebenarnya digunakan agar kita bisa memvisualisasikan iman
kita.
Saat terbaik bagi Tuhan untuk membawa kita ke
tempat yang lebih tinggi adalah ketika kita menerima keadaan yang menguji iman
kita sehingga menghasilkan hati yang berserah dan brseru kepada Tuhan. Kita
harus mengingat kalau Tuhan tidak hanya memberikan janji bagi kita, tetapi
Tuhan meyakinkan kita kalau kitalah yang menjadi pewaris bagi janji-janjiNya.