Paus mengatakan kalau orang
seharusnya tidak perlu lagi takut terhadap tato karena tato dapat menghubungkan satu orang dengan yang lainnya.
Pernyataan dari sang Paus ini diberitakan dalam Sky News, pada Jumat, 23 Maret 2018 lalu dalam pembicaraannya bersama dengan pemuda pemudi di Vatikan. Dengan topik anak muda, kepercayaan dan kearifan dalam keahlian, Paus Fransiskus memberikan sebuah contoh seorang gadis Kristen di Eritrea yang mentato dahi mereka dengan salib. Hal ini dilakukan sebagai simbol keindahan dan keyakinan religius.
Baca juga: Wow! Wanita Yang Membunuh Lebih Banyak Orang Dari Pada Ted Bundy Ini Kembali Pada Tuhan
"Orang-orang Eritrea selama
bertahun-tahun telah membuat salib di dahi mereka. Hari ini mereka hadir ditengah-tengah kita. Ada salib yang dijadikan tato," ungkap sang Paus.
Ia juga berkata agar kita tidak takut terhadap tato.
Tato yang dirajah pada tubuh
seseorang bisa menjadi sarana bagi para pastor untuk menjangkau kalangan
tertentu. Karena tato biasanya berisikan informasi tentang seseorang. Dengan demikian, pastor bisa menjangkau sekaligus menyelami budaya orang yang ingin dirangkul tersebut.
"Tato sering menandakan
keanggotaan seorang individu. 'anak muda, kamu telah bertato demikian, apa yang
sebenarnya tengah kamu cari?' Apa hal yang kamu coba untuk ekspresikan dalam tato tersebut?" Ungkap Paus Fransiskus.
"Penting bagi kita untuk
tidak takut. Terhadap pemuda pemudi, jangan pernah takut. Karena dibalik
sesuatu hal yang dianggap kurang baik, ada sesuatu yang membawa kita pada suatu
kebenaran," jelasnya.
Pria yang kini berusia 81 tahun tersebut
juga mengungkapkan kalau generasi muda harus dirangkul
dan ditanggapi dengan serius, karena sering kali mereka dianggap kurang
dewasa dan terasingkan dari perhatian publik.