Apakah semua
usaha yang kamu lakukan untuk menurunkan berat badanmu tampak sia-sia atau nggak
membuahkan hasil? Dari tahun ke tahun, urusan diet selalu jadi prioritas pertama
di daftar resolusimu. Tapi tetap saja kamu gagal mencapai target pengen punya postur badan yang sehat dan proporsional. Apa yang salah?
Karena sudah
merasa lelah, lantas kamu pun menyerah dan mulai komplain ini itu ke Tuhan. “Tuhan kenapa berat badanku nggak
turun-turub juga?” “Kenapa lemak-lemak ini harus ada di badanku?” “Kenapa tubuhku harus diciptakan sebesar ini?”
Kadang kita salah memahami soal bentuk tubuh
"Mungkin Tuhan mau aku bisa belajar rendah hati dan menerima diriku apa adanya dengan kelebihan berat badan itu."
"Mungkin Tuhan juga sedang menghukumku dan sebagainya."
"Mungkin aku banyak dosa makanya Tuhan nggak mau menurunkan berat badanku."
Asumsi-asumsi di atas menunjukkan kalau cara berpikirmu soal kondisi fisik ternyata salah. Sekalipun kamu sudah berjuang mati-matian untuk olahraga dan diet tapi berat badanmu masih tetap naik juga, bukan berarti itu adalah kutukan.
Asumsi-asumsi
atau cara berpikir yang salah di atas sebenarnya bukanlah bagian dari kebenaran
firman Tuhan loh. Alkitab memberi tahu kita kalau kerendahan hati adalah sebuah
pilihan. Walaupun Tuhan bisa merendahkan hati kita, tapi Dia hanya ingin kita sendirilah yang mengambil sikap merendahkan hati di bawah kedaulatan-Nya.
“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5: 6-7)
Baca Juga :
Ada empat hal yang mungkin harus kamu hadapi dengan berat badanmu.
Pertama, mungkin kamu diminta untuk lebih berserah kepada Tuhan sepenuhnya. Pernah nggak sih berpikir kalau setiap resolusi tahunan
yang kita buat pasti akan berhasil kalau kita melibatkan Tuhan sendiri. Tapi
kalau hal itu justru cuma agenda pribadi kita sendiri, bisa jadi kita bakalan gagal mencapainya. So, intinya resolusi apapun itu cobalah melibatkan Dia didalamnya.
Kedua, Tuhan memberikan kita kehendak bebas atas pilihan kita. Badan gemuk pastinya nggak terjadi tiba-tiba dong ya. Pasti ada
penyebabnya, mungkin kebiasaan makan kita yang nggak terkontrol atau karena
kerakusan kita soal makanan. Jadi, alih-alih menyalahkan Tuhan, mending
evaluasi karena mungkin berat badanmu adalah konsekuensi dari pilihan atau kebiasaanmu yang nggak baik.
Ketiga, pandanglah bentuk fisikmu melalui karya penebusan Kristus. Alih-alih menilai kalau berat badanmu adalah bagian dari
hukuman dari Tuhan. Mending pahami dulu kalau sebenarnya setiap kita sebenarnya
ssudah dibebaskan dari hukuman lewat karya penebusan Kristus di kayu salib. Karena
kebenarannya adalah waktu kita mengakui dosa-dosa kita, Tuhan pun akan
mengampuni kita. Tapi ingat kita harus melakukannya dengan sungguh-sungguh ya, bukan asal! (1 Yohanes 1: 9).
Dengan kondisi
fisikmu seperti sekarang ini, cobalah memandangnya sebagai kesempatan untuk merenungkan besarnya kasih Tuhan buat hidupmu.
Keempat, ingatlah bahwa Tuhan benar-benar peduli dengan berat badanmu. Tuhan sendiri bahkan peduli dengan berapa helai rambut
di kepala kita loh. Apalagi kesehatan kita. Itu sebabnya, Tuhan sejak awal penciptaan
sudah mengatur semua hal yang baik untuk kita makan. Dia bilang supaya kita makan
makanan yang sehat, bukan makan banyak lemak babi tanpa kontrol. Atau makan-makanan yang diharamkan karena buruk bagi kesehatan.
“Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.” (Kejadian 1: 29).
Baca Juga : Disebutkan di Alkitab, Ini yang Harus Kita Tahu Soal Manfaat Biji-bijian Bagi Kesehatan
Jadi kesimpulannya, Tuhan selalu rindu melihat kita hidup dengan sehat; punya fisik yang kuat dan baik. Tapi kembali lagi ke kita masing-masing, sudahkah kita menjalani hidup kita sesuai dengan aturan yang diperintahkan Tuhan? Sudahkah kita menjaga tubuh kita tetap sehat dan menyeimbangkannya dengan olahraga yang teratur setiap hari?
Sumber : Jawaban.com