Pendeta asal Amerika,
Andrew Brunson menghadapi dakwaan jaksa di Turki dengan ancaman hukuman penjara
seumur hidup dengan tuduhan konspirasi dengan gerakan Islam yang gagal
melakukan kudeta pada Juli 2016 lalu.
Selain itu, Andrew
juga dituduh sebagai penghubung dengan kelompok terlarang Kurdistan Workers
Party (PKK) dan menjadi mata-mata untuk keperluan politik serta militer.
Menanggapi tuduhan dan ancaman hukuman terhadap Pendeta Andrew Brunson tersebut lembaga US Commission on International Religious Freedom (USCIRF) menyatakan bahwa pemerintah berusaha keras untuk membebaskannya.
“UNCIRF mendorong Presiden Trump dan lembaga lainnya untuk melakukan dua kali lipat usaha untuk pembebasan Pastor Brunson. Tidak satupun batu tidak dibalikkan sebagai upaya kita atas penangkapan tak adil seorang Amerika,” demikian pernyataan resmi Sandra Jolley and Kristina Arriaga, dua orang wakil direktur USCIRF.
Baca juga:
Wapres Amerika Pence Janjikan Pembebasan Pendeta yang Ditahan di Turki
Lama Terkubur, Arkeolog Akhirnya Temukan Sisa Bangunan Gereja Tertua di Turki
Sandra dan Kristina pun mengajak komunitas internasional untuk mengecam
tindakan pemerintah Turki yang menuduh dan mengadili Pendeta Andrew dengan “saksi mata rahasia” dan “bukti rahasia” yang tidak mau dibuka di publik.
Anak perempuan Pendeta Andrew, Jacqueline, memohon kepada Dewan Hak
Asazi Manusia PBB (UNHCR) di Jenewa, Swiss untuk membantu pembebasan ayahnya.
Jacqueline menyatakan bahwa ayahnya telah “dipenjara terlalu lama dengan
tuduhan yang tidak benar, dan masih belum juga di dakwa secara resmi dengan kejahatan apapun.”
“Saya tahu bahwa tuduhan kepada ayah saya adalah absurd,” demikian
ungkap Jacqueline dalam sebuah video yang di posting oleh American Center for
Law and Justice (ACLJ).
Dia menjelaskan bahwa ayahnya adalah seorang pendeta yang penuh damai,
dan bukannya teroris. Dalam video itu Jaqueline juga membacakan surat dari
ayahnya yang menyatakan bahwa ia ditangkap hanya karena ia adalah pendeta
Kristen dan ia sangat merindukan isteri dan anak-anaknya. Andrew juga
menyatakan bahwa ia merasa terhormat boleh mengalami penderitaan karena Kristus
dan berterima kasih kepada semua orang yang sudah berdoa baginya.