Tiga hacker atau peretas
tertangkap polisi di Surabaya. Tiga hacker ini masih berstatus mahasiswa di
sebuah perguruan tinggi Surabaya. Dikutip dari liputan6, ketiga hacker ini berhasil meretas web di 44 negara dengan teknik SQL Injection.
Polisi mengungkap kasus hacker
ini setelah sebelumnya menerima informasi dari lembaga bentukan FBI, IC3 (Internet Crime Complaint Center) di
New York, Amerika. Mereka telacak karena menggunakan IP Address berasal dari Indonesia, tepatnya Surabaya.
Aksi ketiga mahasiswa ini menyasar perusahaan atau perseorangan yang memiliki database pelanggan atau customer yang banyak. "Kebanyakan (yang diretas) bergerak di bidang bisnis, private business. Untuk situs pemerintahan, yang terdeteksi baru satu, The City of Los Angeles. Sistem elektronik, bukan situs yang diretas," jelas AKBP Roberto.
Baca juga: Rusaknya Gereja Di Sumsel Ini Bikin Tim Densus 88 Turun Tangan
Modus yang dilakukan oleh tiga
pelaku ini adalah dengan meretas sistem milik pribadi atau perusahaan tersebut,
kemudian menawarkan perbaikan dengan imbalan uang, jika mereka menolak, maka sistem akan langsung dirusak.
Dari aksinya ini, pelaku
mendapatkan keuntungan sekitar Rp. 200 juta dalam setahun. Menurut seorang
pengamat IT, alasan atau motif dari pelaku adalah karena faktor ekonomi. Menurut pengamat IT tersebut,
kebanyakan anak muda jaman sekarang menginginkan hasil yang instan. Jika kedepannya diarahkan, kemungkinan mereka akan memberi manfaat.
Apakah tindakan ini benar?
Dalam Imamat 25:17 tertulis, "Janganlah
kamu merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takut akan Allahmu,
sebab Akulah TUHAN, Allahmu." Dilihat dari kasus diatas, kita semua tahu kalau setiap kita telah diberikan anugerah dan hikmat oleh Tuhan.
Ketika kita menggunakannya untuk merugikan
orang lain, dengan berlaku curang seperti apa yang dilakukan oleh para hacker
diatas, artinya kita telah menyalahgunakan kasih karunia Tuhan atas kita.