Mengikut Yesus memang harus siap membayar harga yang mahal, ini tidak main-main dimana kita perlu melepaskan segala sesuatu untuk bisa bersama-sama dan berada di dalam rencana-Nya.
Setelah pacar saya
meninggal, saya akhirnya memutuskan untuk mengikut Yesus dan memberikan diri sepenuhnya kepada-Nya. Bahkan saya membuat sebuah nazar kepada-Nya.
Seperti yang sudah saya
ceritakan di tulisan inspirasi sebelumnya bahwa saya diproses dengan keras
mengenai perasaan. Sebelum saya memutuskan kembali ke Yesus, saya sempat marah dan tak ingin mempercayai-Nya.
Saya kecewa dengan cara-Nya menjemput pria yang aku sayangi bertahun-tahun. Mungkin kedengarannya sangat alay, tapi ini sudah berlalu.
Nah, setelah saya ikut
komunitas gereja, berbaur dengan banyak orang dan benar-benar merasakan damai
sejahtera dan penyertaan Yesus yang mengubah hidup saya, saya pun akhirnya berani lagi membuka hati untuk seorang pria.
Kedekatan kami berangsur
selama 1 tahun. Kita sering ibadah bersama, saya melayani dan membawa jiwa kepada Tuhan, pria itu juga melakukan hal yang sama.
Tetapi, dalam perjalanan Tuhan mengizinkan pria itu berselingkuh dan menikahi orang lain.
Dalam kejadian ini, saya marah kepada Tuhan, saya kecewa dengan Dia. “Mengapa Tuhan izinkan aku disakiti lagi bahkan setelah memberi diri sepenuhnya kepada Tuhan? Saya sudah melakukan semuanya, melayani jiwa-jiwa, mendoakan, menungu mereka di rumah sakit sampai saya tidak tidur, memberi uang dan segala kepunyaan saya supaya mereka bisa ditolong, membawa jiwa-jiwa untuk mengenalNya. Namun mengapa Tuhan tega melakukan ini kepadaku?”
Bisa kalian bayangkan
proses itu benar-benar menyakitiku. Tapi dalam hal itu, Tuhan sedang memberitahu bahwa “pria itu bukan pria yang berkenan menjadi suamiku.”
Tidak mudah bagiku
menerima alasan Tuhan, tapi saya sudah bernazar dan mengikuti-Nya. Itu artinya saya harus melepaskan pria itu dan melupakannya serta mendengarkan Tuhan.
Mungkin kedengarannya Tuhan sangat egois dan nggak memikirkan perasaan kita. Tapi arti sesungguhnya adalah Tuhan mengasihi kita dan tahu apa yang terbaik buat masa depan kita.
Kita hidup untuk melakukan kehendakNya dan tidak memikirkan perasaan kita saja.
Bagi saya, nggak mudah meminta maaf kepada orang yang bersalah kepada saya. Tapi demi Dia, saya harus melakukannya. Bayangkan saja bagaimana perasaanmu meminta maaf dimana kamu tidak bersalah.
Yohannes 6:27 berkata;”
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan
yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan materai-Nya.”
Di Yohannes 6:66 juga
dituliskan bagaimana respon murid-murid Yesus setelah mendengar perintah dan apa yang harus dilakukan jika ingin ikut Dia dan memperoleh hidup kekal.
“Mulai dari waktu itu, banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.”
Zaman sekarang, kita bisa
melihat ada banyak hal tekanan dan serangan yang mencoba menghancurkan iman
orang-orang Kristen kepada Yesus. Mulai dari masalah pribadi hingga para teroris dan ajaran-ajaran palsu.
Hal itu membuat kita
merasa terpuruk dan ingin mencari jalan keluar dimana kita bisa menikmati segalanya dengan aman namun jauh dari Tuhan dan tidak beroleh damai sejahtera.
Tapi, Roma 14:17-18 menuliskan : “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barang siapa bersukacita melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.”
Nah, itulah mengapa ikut Yesus itu perlu bayar harga mahal dan melepaskan segala kedagingan kita demi sampai kepada Bapa dan mendapatkan mahkota kehidupan kekal dariNya.
Sumber : Jawaban.com