Sebuah Pilihan Pahit

Our Impact / 6 February 2018

Kalangan Sendiri

Sebuah Pilihan Pahit

Lusiana Official Writer
7633

“Saya suka gonta-ganti pacar untuk kesenangan saja. Saya juga senang diperhatikan, tidak ingin kehilangan perhatian dan kasih sayang pacar-pacar saya, makanya saya rela memberikan apapun yang saya punya kepada pacar saya.” Ujar Leni Maharani mengawali kisah nyata dirinya. Sebuah tayangan JC Channel yang telah ditonton oleh lebih dari 10 juta penonton ini, mengisahkan masa lalu Leni bersama suaminya, Melvin semasa SMA. Sayangnya, hubungan asmara yang terlampau jauh itu tidak sebanding dengan mental mereka yang masih remaja, sehingga tidak heran jika mereka memutuskan untuk menggugurkan kandungan Leni. Ya, dua sejoli ini memilih untuk melakukan aborsi. “Ketika saya hidup mandiri, terlepas dari orang tua, hubungan kami semakin intensif dan semakin biasa melakukan aborsi. Sudah sebanyak 3 kali saya melakukannya tanpa perasaan berdosa.” Kata Leni mengakui perbuatannya. Ketika Leni mengandung anak yang keempat, pasangan ini memutuskan untuk menikah dan membesarkan anak mereka. Namun, mimpi memiliki rumah tangga yang indah, rasanya seperti tidak mungkin bagi Leni. Sebab Leni dan Melvin justru semakin lebih sering bertengkar. “Saya pikir waktu itu sudah tidak ada lagi harapan, seperti ini nasib yang harus saya terima. Pengorbanan yang saya lakukan untuk dia, tidak menjamin kebahagiaan saya selamanya.” Kata Leni.

 

Peristiwa yang dialami oleh Leni seharusnya bukan lagi permasalahan yang tabu di bangsa Indonesia. Faktanya, 56 juta janin digugurkan setiap tahunnya di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia sendiri, usia 19-25 tahun adalah mereka yang paling banyak melakukan aborsi. Ironis sekali bukan? Dalam kisah Leni disebutkan bahwa akar dari seluruh permasalahan Leni bukanlah aborsi, tetapi mencari kasih sejati. Alasan yang sama dari pertanyaan, ‘mengapa memilih untuk aborsi?’ yang muncul pada responden kami Eni. Eni berpacaran selama 8 tahun dan sudah merencanakan akan menikah bahkan sudah membeli rumah bersama. Tetapi, tiba-tiba calon suami Eni meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Padahal hubungan mereka sudah selayaknya suami istri, bahkan sempat hamil dan melakukan aborsi sebanyak 3 kali. Dalam keadaan frustrasi dan tidak ada teman berbagi cerita, Eni berusaha mencari pertolongan. Sayangnya bukannya semakin meringankan beban, justru Eni merasa semakin dihakimi. Lalu, di manakah kasih sejati yang Leni dan Eni cari itu?

 

Tuhan berkata, “Karena begitu besar kasih-Ku akan dunia ini, sehingga Aku telah mengaruniakan Anak-Ku yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16) Bukankah ini artinya bahwa Leni, Eni, maupun Anda telah memiliki kasih yang sejati?  Namun aborsi yang dilakukan oleh Leni maupun Eni lah yang membuat mereka tidak menyadarinya. Kunci menerima Kasih Sejati hanyalah dengan mengaku kesalahan dan percaya bahwa kasih-Nya sanggup mengubahkan hidup. Bersyukur, Leni dan Melvin menemukan komunitas yang baik, yang bisa menjadi pengingat bagi mereka akan pentingnya Kasih Sejati, sehingga mereka benar-benar mengakui kesalahan mereka kepada Tuhan. (Apa alasan Leni melakukan aborsi berkali-kali? Tonton juga videonya di  https://www.youtube.com/watch?v=eNYjdBejbD0). Begitupula dengan Eni yang bersahabat dengan para konselor Sahabat 24. “Saya merasa diperhatikan dan kesulitan saya didengar bahkan saya dibimbing dengan setia. Lebih lagi saya merasa termotivasi berkat doa-doa tim Sahabat 24” tegas Eni. (Baca juga kisah lengkap Eni di https://cbn.jawaban.com/read/article/id/12/13/2017/470/171121155139/Menanti-Pengampunan-Sejati.html). 

 

Sahabat 24 adalah sarana pengingat terbaik Anda, bahwa kasih sejati hanya ditemukan di dalam Tuhan. Seperti Sahabat 24 menjadi pengingat bagi Eni, maka Anda pun bisa menjadi pengingat bagi orang-orang yang belum pernah merasakan Kasih Sejati sebagai Mitra CBN. Mari mendaftar melalui formulir di bawah artikel ini.

Halaman :
1

Ikuti Kami