Dalam pertemuannya
bersama pemimpin Gereja Ortodoks Rusia pada Senin, 4 Desember, Presiden Rusia Vladimir
Putin menyampaikan janjinya untuk berkontribusi membangun kembali gereja-gereja
Kristen di Suriah. Dia juga berjanji untuk menciptakan perdamaian di daerah-daerah Kristen Suriah yang porak poranda karena perang.
“Selama beberapa tahun terakhir, negara Rusia bersama dengan Gereja Ortodoks Rusia, serta organisasi keagamaan lainnya, telah memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah. Penting sekali untuk mewujudkan perdamaian sesegera mungking, supaya orang-orang (Suriah) bisa kembali pulang ke rumah mereka; membangun kembali kuil dan gereja,” ucap Putin, seperti dilansir Newsweek.com, Selasa (5/12).
Baca Juga :
Dalam
pertemuan tersebut, Putin juga menekankan kalau konflik di Suriah sudah
berakhir dan sebagian besar wilayahnya, termasuk daerah-daerah Kristen sudah bebas (dari perang).
“Pasukan bersenjata
Suriah, yang didukung oleh militer Rusia, sudah bebas dari teroris di hampir semua wilayah negaranya, termasuk wilayah Kristen yang bersejarah,” lanjutnya.
Selain dukungannya
terhadap orang Kristen, Putin juga menekankan pentingnya pembangunan kembali komunitas
Yahudi dan Muslim di Suriah. “Kami juga akan membantu anggota agama lain,
termasuk Muslim, yang seperti kita ketahui, juga mengalami penderitaan di tangan
para teroris dan kelompok radikal. Kami juga akan membantu orang-orang Yahudi,
sejumlah organisasi sudah menghubungi kami untuk mendapatkan bantuan untuk merestorasi tempat-tempat suci kaum Yahudi,” ucapnya.
Sementara kelompok
teroris ISIS dan kelompok-kelompok Islam radikal di sana berhasil dikalahkan oleh
pasukan militer. Mereka juga sudah dipukul mundur dari wilayah yang sebelumnya dikuasainya.
Meski kondisi sudah cukup aman, tapi penduduk Suriah diyakin masih belum siap untuk pulang.
“ISIS dan penganiayaan atas nama agama sudah dinetralisir. Tapi sangat tidak mungkin bagi pengungsi Kristen untuk kembali ke daerah itu. Faktanya adalah bahwa negara tersebut tetap belum stabil dan belum ada institusi yang bersedia membangu pembangunan kembali daerah-daerah itu. Jadi sangat tak mungkin untuk menyaksikan para pengungsi itu kembali, karena mereka akan memilih menetap di tempat mereka sekarang,” ucap Benjamin Radd, seorang pakar Timur Tengah dari Universitas California.
Baca Juga :
Sebagaimana diketahui, populasi Kristen Suriah adalah salah satu populasi Kristen tertua di dunia. Beberapa diantaranya masih sangat fasih berbicara bahasa Aram, bahasa yang digunakan oleh Yesus. Tapi sejak munculnya konflik pada tahun 2011 silam, populasi Kristen menyusut dari 30 persen menjadi sekitar 10 persen dari populasi. Ada banyak orang Kristen yang diusir dari tempat kelahiran mereka atau mereka juga dipaksa melepaskan keyakinannya.
Sumber : Newsweek.com/Jawaban.com