2 Korintus 6:14: “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat
antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan
gelap?”
Jatuh
cinta? Soal yang satu ini sangatlah sederhana dan yang bermain disini adalah
hati dan perasaan. Ini bisa menjadi sebuah masalah bahkan melebihi dari apa
yang kita pikirkan, terlebih lagi jika kita jatuh cinta kepada orang yang nggak
seiman dengan kita.
Terlanjur
sayang bukanlah sebuah alasan untuk membenarkan hubungan pacaran dengan yang
tidak seiman.
Apakah
jodoh itu di tangan Tuhan? Atau justru kita sendirilah yang bertanggung jawab
penuh atas pilihan kita sendiri?
Ketika
kita mengatakan jodoh itu di tangan Tuhan, maka ketika hubungan itu kandas, maka
kita akan memojokkan Tuhan dan menyalahkan Dia.
Kita
tidak dapat mempersalahkan Tuhan atas perbuatan dan pilihan kita sendiri.
Ada
banyak sekali orang-orang yang menyimpang dari iman dan akhirnya meninggalkan
Tuhan Yesus. Dan bukankah untuk segala sesuatu, tentu ada konsekuensinya…?
Jika
anak Tuhan saja tidak dapat memberikan jaminan rumah tangga yang baik, apalagi
jika ketika menikah dengan yang tidak seiman dengan kita.
Bahkan
Salomo dalam segala hikmatnya yang sangat luar biasapun dapat jatuh kepada
penyembahan berhala, terlebih lagi kita yang hanya memiliki hikmat manusia
biasa saja.
Pasangan
yang seiman adalah harga mati, dan pastikan bahwa kamu dan pasangan memiliki komitmen untuk berjalan
dalam kehendak Tuhan dan hidup dalam pertobatan.
Meskipun
sebenarnya dalam kekristenan tidak ada istilah pacaran, melainkan tunangan.
Namun pada umumnya di zaman ini, pacaran merupakan hal yang sudah lumrah dan
ini adalah sebuah proses pengenalan antara dua hati sebelum naik ke jenjang
berikutnya, yaitu pernikahan.
Menikah
adalah sebuah hal yang berlangsung satu kali seumur hidup dan hanya dapat
dipisahkan oleh maut.
Pertimbangkan
secara baik-baik dan mohon kekuatan kepada Tuhan. Berdoalah dan Roh Kudus akan
bekerja dalam hati kamu untuk mengambil keputusan yang terbaik.
Jangan
pernah menganggap kita hebat dan kuat dengan menjadikan pacaran sebagai sarana untuk
memenangkan jiwa. Sebab tanpa kemurahan Tuhan, tidak mungkin seseorang dapat
percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Seseorang
yang dapat dimenangkan adalah orang-orang pilihan Tuhan yang sudah ditentukan
sejak semula, bukan karena kuat dan hebatnya kita menginjil.
Pada
akhirnya, kita tahu bahwa anak-anak terang hanya dapat bersatu dengan anak-anak
terang, hal ini tidak dapat ditawar lagi.