“Banyak daerah
yang multi etnis dan agama yang kirang memelihara kerukunan umat beragama,
namun kerukunan Riau justru masih terjaga utuh,” demikian diklaim Kanwil Kemenang Riau Ahmad Supardi Hasibuan, seperti dikutip dari Antaranews.com, Selasa (12/9).
Menurut
Ahmad, Provinsi Riau merupakan daerah yang patut menjadi contoh nasional dalam menjaga
kerukunan umat beragama di daerah yang terdiri dari beragam etinis, suku, budaya
dan agama itu. Keharmonisan inilah yang membuat Riau terpilih menjadi tuan rumah
dari perhelatan workshop peningkatan peran jurnalis dalam menangkat isu kerukunan umat beragama tingkat nasional tahun 2017 pada Selasa, 12 September 2017 lalu.
Ahmad menyampaikan,
penduduk Riau yang mencapai 6.353.586 jiwa itu hampir sekitar 89 persennya adalah
umat Muslim. Sementara yang beragama Kristen hanya sebesar 5.70%, Katolik 2.29%,
Hindu 0.21%, Budha 2.27% serta Konghucu 0.6%. Tapi Ahmad mengatakan keberagaman itu tak menjadi penghalang bagi warga Riau untuk tetap hidup berdampingan.
Itu
sebabnya, Ahmad menilai pantas jika Riau bisa jadi kota percontohan kerukunan umat
beragama. “Provinsi Riau pantas menjadi contoh nasional dalam memelihara kerukunan
dan penyebaran informasi ke masyarakat. Dan pers di daerah ini juga terus mendukung penyampaian informasi yang menjaga keutuhan kerukunan umat beragama,” katanya.
Kalau Riau adalah
kota kerukunan umat beragama yang perlu dicontoh, maka Jawaban juga sudah pernah mengangkat kota yang paling buruk soal kerukunan beragamanya.
(Baca Juga :
Kota Ini Dicap Terburuk Dalam Hal Kerukunan Beragama di Indonesia)
Pada April
2016 lalu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melaporkan hasil datanya
bahwa Kota Bekasi adalah kota keenam terburuk menyangkut kerukunan umat
beragama. Berdasarkan survei dari lembaga Setara Institute, Bekasi memang disebutkan jadi salah
satu dari sepuluh kota terburuk dalam kerukunan beragamanya menyusul sembilan
lainnya yaitu Bogor, Banda Aceh, Tangerang, Depok, Bandung, Serang, Mataram, Sukabumi,
Banjar, dan Tasikmalaya.