Wajar aja sih
kalau atas keberanian seseorang menyelamatkan puluhan orang yang disandera mendapat
pujian bak super hero (pahlawan, red). Sama halnya kayak Superman yang dipuji karna
keberaniannya menumpas kejahatan. Tapi gimana kalau aksi super hero ini dilakukan secara nyata sama orang biasa yang nggak pernah dikenal?
Bukan cuma
sekadar tayangan film aja, aksi berani pria Muslim asal kota Marawi, Filipina ini
selamatkan sebanyak 64 warga Kristen yang disandera kelompok teroris Maute mengundang
pujian dari publik. Dia bahkan disebut-sebut pahlawan loh karna aksinya itu. Bukannya
bangga, tapi pria bernama Norodin Lucman ini malah nggak senang dengan julukan itu.
Dia mengaku tindakannya semata-mata dilakukan karena hanya ingin menunaikan ajaran agamanya.
“Aku tidak berniat
jadi pahlawan, kebetulan saja aku sedang di rumah di kota Marawi waktu pertempuran
pertama kali pecah. Aku tahu ada beberapa orang Kristen yang bekerja di rumah-rumah
terdekat sebagai tukang kayu dan pekerja konstruksi dan aku menyuruh orang-orangku
untuk membawa mereka ke rumah demi menghindari tembakan silang,” kata Norodin,
sebagaimana dikutip dari Christiandaily.com, Rabu (17/8).
Norodin sendiri
adalah seorang mantan pemimpin politik di Filipina. Dia menuturkan kalau sejak kelompok
teroris Maute mulai melakukan eksekusi kejam kepada orang-orang Kristen di
sana, dirinya pun berinisitif untuk menyembunyikan orang-orang itu di dalam rumahnya.
Awalnya,
dia mengira kalau kelompok Maute hanya akan tinggal beberapa hari saja di sana.
Tapi bentrokan antara pasukan pemerintah dan kelompok teroris Maute terus
berlanjut sampai-sampai mereka harus kehabisan persediaan makanan. Mereka lalu memutuskan
melarikan diri dari Marawi. Untuk meloloskan diri, dia bahkan harus mengajarkan
orang-orang Kristen ini beberapa ayat kutipan kitab suci mereka supaya bisa mengelabui para kelompok teroris. Para wanita diminta mengenakan jilbab di kepala mereka.
Saat
berjalan melewati jembatan, seorang anggota Maute mendekati mereka. Untungnya, dia mengenali Norodin dan membiarkan mereka lewat.
Sedang kabar
dari Juru Bicara Angkatan Bersenjata Filipina Brigadir. Jenderal Restituto Padilla
menyampaikan kalau ada ada beberapa anggota teroris saja yang tinggal di Marawi.
Dia menyampaikan sedikitnya hanya 20 sampai 40 orang saja. Pasukan pemerintah
Filipina sendiri masih tetap bertahan di sana untuk melepaskan warga sipil yang
masih disandera kelompok itu.
Sampai hari
ini, daerah Marawi pun masih diberi status darurat sejak pecahnya pertempuran antara
kelompok Maute dan pasukan pemerintah pada 23 Mei 2017 silam.