Seorang psikolog
bernama Bella DePaulo secara terang meragukan gagasan ‘Get Married, Get Healthy’.
Menurutnya pernikahan sama sekali bertolak belakang dengan harapan kesehatan yang
lebih baik, tingkat depresi yang lebih rendah, dan kesejahteraan yang lebih baik.
Bella menegaskan
supaya masyarakat modern saat ini lebih realistis menerima fakta bahwa pernikahan
bukanlah ramuan ajaib untuk memperoleh kesehatan yang lebih baik dan kebahagiaan
hidup. Fakta soal sejumlah kondisi lain yang terjadi kepada banyak pasangan menikah
juga harus dibeberkan secara jujur. Seperti kondisi dimana pasangan menikah yang
sudah memiliki anak pastinya akan mulai kurang tidur, jarang berolahraga, dan bahkan
berat badannya akan semakin naik. Fakta inilah tentunya sangat bertolak belakang
dengan harapan kesehatan dan kebahagiaan yang didambakan dari sebuah pernikahan.
Senada
dengan Bella, New York Times juga menuturkan bahwa pernikahan memang menyumbang
dampak yang lebih buruk bagi kesehatan daripada mereka yang memilih menjadi single.
Sementara masalah perceraian pun bisa jauh lebih memperburuk kesehatan pasangan menikah.
Namun dalam
hal ini, Tyler J. VanderWeele, seorang profesor di Departemen Epidemiologi dan Biostatistik,
Harvard School of Public Health mencoba untuk memperjelas kontroversi ini
dengan menyampaikan bahwa sebenarnya pernikahan itu tidaklah seburuk yang dikira
apabila menilainya secara objektif. Dalam sebuah hasil penelitian yang
dilakukannya kepada sebanyak 74.000 responden selama 16 tahun, dia menemukan bahwa
‘pernikahan bahkan menyumbangkan dampak positif bagi kesehatan dimana angka kematian menjadi lebih rendah sekitar 14%’.
Sementara sebagaimana
kita tahu, ada banyak studi sains sosial yang mengklaim kalau pernikahan itu memang
berdampak positif bagi kesehatan. Mereka mengklaim jika pernikahan meningkatkan
kepuasan hidup dan kebahagiaan dalam jangka waktu yang lama serta meningkatkan kesehatan
mental dan fisik pasangan menikah. Pernikahan juga dikaitkan dengan tingkat
pertumbuhan pribadi yang lebih tinggi, berkurangnya risiko kejahatan, meningkatkan
makna dan tujuan hidup, relasi positif dan dukungan sosial yang lebih tinggi serta
menurunkan risiko kesepian. Selain itu, pernikahan juga diklaim dapat memperbaiki
kondisi ekonomi dan pendidikan seseorang.
Namun terlepas
dari hasil penelitian dan fakta yang dibeberkan soal pernikahan di atas, kita sebagai
orang percaya tahu bahwa Tuhan marancangkan pernikahan untuk sebuah rencana yang
indah dan baik. Karena firman Tuhan menyampaikan ‘tidak baik seseorang itu
seorang diri saja’. Itu sebabnya kita diberikan seorang penolong yang sepadan. Salah
satu penyebab pernikahan jadi buruk adalah kalau kita salah dalam memilih pasangan.
Sama buruknya jika sebuah pernikahan tidak melibatkan Tuhan bekerja di dalamnya.
Jadi hasil penelitian dunia yang mengatakan pernikahan itu baik atau tidak baik
bagi kesehatan dan kebahagiaan hanyalah hasil dari pemikiran atau analisis manusia.
Karena itu, alasan itu tak seharusnya menjadi ukuran bagi kita untuk memilih menikah
ataupun tidak.