Abraham Lincoln adalah presiden Amerika Serikat ke-16 yang dikenang sebagai orang yang jujur, berani dan baik hati. Dia dibesarkan di keluarga penganut gereja Baptis. Dan melalui pernyataannya, jelas sekali dia mengungkapkan keimanannya, dimana dalam suatu kali pernah mengatakan bahwa Tuhan itu penuh kasih dan selalu memperhatikan anak-anak-Nya.
Berikut ini
adalah beberapa pelajaran iman yang ditinggalkan Abraham Lincoln bagi kita hingga saat ini:
1. Lincoln tak pernah melupakan Tuhan
Lincoln adalah
presiden yang pertama kali mencanangkan adanya Hari Doa dan Puasa Nasional Amerika pada 30 Maret 1863. Di Hari Doa dan Puasa Nasional
Amerika pertama itu, tepat sebulan kemudian, dia menyampaikan pesan iman yang begitu
kuat. Katanya, “Kita menjadi penerima karunia
terpilih di Surga; Kita sudah diselamatkan selama bertahun-tahun dalam kedamaian
dan kemakmuran; Kita telah tumbuh dalam jumlah, kekayaan dan kekuatan karena tidak
ada negara lain yang bisa bertumbuh, Tapi kita sudah melupakan Tuhan. Kita
sudah melupakan tangan yang ramah memelihara kita dalam damai dan bertumbuh, memperkaya
dan menguatkan kita, dan kita telah membayangkan dengan sia-sia, dalam tipu
daya hati kita, bahwa semua berkat ini dihasilkan oleh beberapa kebijaksanaan dan
kebajikan yang superior dari diri kita sendiri….Oleh karena itu, kita harus merendahkan
diri di hadapan kekuatan yang besar, untuk mengakui dosa nasional kita dan berdoa untuk perkenanan dan pengampunan.”
2. Lincoln percaya pada waktu-Nya Tuhan
Di tegah-tengah Perang Saudara, Lincoln menanggapi sebuah surat dari Elizah P. Guerney, yang mengucapkan terima kasih atas doa dan kata-katanya yang sangat menawan. Demikian katanya, “Tujuan Yang Maha Kuasa sempurna dan harus menang…Tapi Tuhan tahu yang terbaik, dan telah memutuskan sebaliknya. Kita harus mengakui hikmat-Nya dan kesalahan kita sendiri di dalamnya. Sementara itu, kita harus bekerja dengan sungguh-sungguh dalam cahaya terbaik yang Dia berikan kepada kita…”
3. Lincoln senantiasa mencari pertolongan dan kedamaian lewat doa
Sebelum bertempur di Gettysburg, Lincoln belum
merasa cemas. Jenderal Daniel E. Sickles, peserta dalam pertempuran, bertanya
kepada Lincoln. “Mengapa hal itu terjadi?” Dia menjawab, “Baiklah. Saya akan memberitahu
Anda bagaimana keadaannya. Dalam sejumput kampanye Anda di atas sana, ketika semua
orang tampak panic dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, tertindas oleh
gravitasi urusan kita, saya pergi ke kamar saya suatu hari dan mengunci pintu dan
berlutut di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan berdoa dengan teguh untuk meraih
kemenangan di Gettysburg. Aku mengatakan kepada-Nya bahwa perang ini adalah milik-Nya dan hasilnya adalah hasil dari Dia…”
Sesaat
sebelum berperang, Lincoln benar-benar mengambil waktu untuk berdoa kepada Tuhan
dan menyerahkan hasil apapun yang akan mereka dapatkan. Sikap hatinya yang berserah
sepenuhnyalah yang membuatnya tak merasakan takut dan gentar sedikit pun saat menghadapi perang di Gettysburg.
4. Lincoln selalu tekun membaca firman Tuhan
Lincoln adalah
sosok orang percaya yang tak seharipun melewatkan kebiasaan membaca Alkitabnya.
Itu sebabnya hampir semua pemikirannya dipengaruhi oleh isi Alkitab. Dalam sebuah
pernyataan, Lincoln bahkan mengaku betapa dirinya begitu terkesan dengan kehadiran Alkitab.
“Mengenai Kitab
Besar ini, aku hanya mengatakan, ini adalah pemberian terbaik yang sudah
diberikan Allah kepada manusia. Semua kebaikan yang diberikan Juruslamat kepada
dunia dikomunikasikan melalui buku ini. Semua hal yang paling diinginkan bagi
kesejahteraan manusia, untuk saat ini dan selanjutnya, bisa ditemukan di
dalamnya.”
Inilah yang
dipelajari seorang Lincoln selama hidupnya, baik saat menghadapi tantangan,
kegagalan dan juga masa kesuksesan besar yang didapatkannya. Dia adalah salah
satu sosok teladan iman yang bisa kita contoh bahkan hingga saat ini. Apakah kamu
siap menjadi Lincoln-Lincoln baru di zaman ini yang memiliki prinsip yang teguh
dan didasarkan oleh firman Tuhan?