Hal Menabur dan Menuai

Latest News and Events / 3 July 2017

Kalangan Sendiri

Hal Menabur dan Menuai

Lusiana Official Writer
5717

Hari ini (red. Mitra Prayer Day 2017), seluruh staff CBN Indonesia berkumpul secara khusus, berdoa untuk para Mitra CBN. Mengapa setiap tahunnya kita melaksanakan kegiatan ini? Hal ini ada dasar yang sangat kuat dan sangat penting untuk kita semua. Tahukah Anda? Rata-rata Mitra CBN adalah mereka yang memiliki ekonomi menengah ke bawah. Dana yang masuk untuk membiayai pelayanan CBN Indonesia, membiayai operasional dan fasilitas, membiayai project-project yang dikerjakan pada akhirnya adalah karena Mitra CBN. Faktanya, 70% Mitra CBN yang aktif adalah berasal dari golongan menengah ke bawah. Artinya, mereka memberi dengan berkorban. Inilah hal menarik yang ingin saya bagikan kepada Anda semua. Renungan sederhana ini didasari dari 2 Korintus 9:6-12.

Bagaimana cara saya menabur?(2 Korintus 9:6-7)


Pada 2 Korintus 9:6, kita diperingatkan agar jangan sampai kita diberkati oleh Tuhan tetapi hanya rela menabur sedikit. Ayat ini juga sudah jelas berbicara, ‘dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga.’ Nah, mudah kah untuk menabur banyak? Tidak. Akan menjadi mudah kalau kita sudah terbiasa, alamiah, penuh hikmat karena menyadari sepenuh hati bahwa Tuhan Maha Kaya dan sangat mampu untuk memberkati seluruh kebutuhan kita, sehingga kita tidak kikir karena kita sudah terlatih untuk memberi.

Mari, lihat 2 kor 9:7. Pada ayat ini kemudian muncul 2 hal, yang pertama yaitu jangan menabur sedikit, tetapi menabur banyak supaya menuai banyak. Hal kedua adalah ketika menabur dengan sukacita, hati Tuhan akan tergerak. Ada sesuatu yang mengalir dari hati Tuhan ketika kita memberi dengan sukacita. Oleh karena itu, menaburlah banyak dengan penuh sukacita dengan kerelaan hati.

Apakah saya akan rugi jika menabur? (2 Korintus 9:8-9)

Kalau Anda merasa menderita rugi atau kekurangan atau merasa kurang setiap bulan, itu artinya ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam manajemen keuangan Anda. Tuhan sanggup menjaga kita secara berkelimpahan, bahkan lebih lagi berkelimpahan dalam pelbagai kebajikan. Artinya apa? Ini adalah sebuah ketersediaan yang selalu dan terus ada di kehidupan kita seperti suatu roda yang kalau sudah memutar menjadi bola salju, akan terus membesar dalam hidup kita.

Melihat kondisi ekonomi saya, dari manakah sumber pemberian saya? (2 kor 9:10-12)

Anda tidak perlu khawatir. Ada benih untuk ditabur dan ada roti untuk dimakan. Jangan pakai benih yang seharusnya ditabur tapi untuk dimakan. Umumnya, karena kita merasa takut berkekurangan, maka benih untuk ditabur pun dimakan juga. Padahal, Tuhan sediakan benih untuk ditabur agar kita semakin berkelimpahan. Ingatlah, semakin kita memberi, semakin kita diberkati. Semakin kita diberkati, benih pun semakin banyak, dan menabur semakin banyak lagi sehingga terjadi banyak kebajikan, pelayanan bertumbuh, karya aksi bertumbuh, banyak orang diberkati, dan limpahan syukur semakin banyak datang kepada Tuhan. Mari memahami prinsip hidup yang diberkati di dalam Tuhan. Inilah rahasia kerajaan surga yang sering bertentangan dengan logika. Kerajaan surga bekerja karena iman dan bukan karena melihat.

Limpahan syukur kepada Tuhan, itulah tujuan akhir dari sebuah pemberian. Artikel renungan di atas disadur melalui renungan Mark McClendon, Regional Director CBN South East Asia dan South Korea dalam Mitra Prayer Day 2017. Benih untuk ditabur sudah tersedia di tangan Anda, inilah saatnya mengerjakan bagian yang telah Tuhan sediakan untuk Anda. Bergabunglah menjadi Mitra CBN dan bersama Mitra CBN kami lainnya, mari membuat perubahan besar bagi generasi dan bagi bangsa ini hingga kepada seluruh Asia tenggara dan Korea Selatan melalui benih taburan Anda. Daftarkanlah diri Anda sekarang melalui SMS ke 081.5965.5960 dengan ketik JC # Nama Lengkap # Email atau isi formulir di bawah artikel ini dan dukunglah setiap pelayanan kami. Jangan lupa untuk mengkonfirmasikan donasi pemberian Anda, karena kami telah menyediakan special thank you gift untuk Anda.

Halaman :
1

Ikuti Kami