Berapa banyak orang di dalam hidupnya mengalami kegagalan ? Kita bisa melihat orang di sekeliling kita yang mengalami kegagalan entah itu dalam pekerjaan atau hidup mereka. Kegagalan dalam kehidupan pada dasarnya adalah hal yang biasa. Tetapi apakah kegagalan dapat menghambat kita ? Jawabannya adalah semua tergantung dengan kita. Di dalam Alkitab kita dapat melihat contoh seperti Petrus dan Yudas. Keduanya mengalami kegagalan. Pada saat Yesus ditangkap dan dibawa ke rumah Imam Besar, Petrus mengikuti-Nya dan pada saat ada seseorang hamba perempuan yang duduk bersamanya mengamatinya dan berkata “Juga orang ini bersama-sama dengan Dia” tetapi Petrus menyangkal Yesus sampai ayam berkokok tiga kali (Lukas 22:55-62).
Petrus adalah seorang pengecut. Ia takut jika ia disesah
seperti Yesus maka dari itu ia memilih untuk berbohong tetapi Petrus menyadari
kesalahannya dan ia menangis dan bertobat. Disitu ia gagal menjadi murid Tuhan. Tetapi pada
saat Yesus bangkit dan Roh Kudus tercurah ke atas murid-murid Yesus dan mereka
berkata-kata dalam bahasa yang berbeda-beda disitulah orang banyak mengatakan bahwa
mereka mabuk dan Petrus menyangkal perkataan mereka. Setelah Roh Kudus
tercurah, Petrus banyak melakukan mujizat seperti menyembuhkan orang sakit.
Petrus bangkit karena ia mengalami Roh Kudus di dalam hidupnya karena ia tahu
bahwa Tuhan ingin dia untuk maju ke depan tanpa melihat ke belakang, tanpa
melihat apa yang sudah berlalu.
Berbeda dengan Yudas. Yudas menjual Tuhan Yesus dengan menerima bayaran tiga puluh uang perak kepada imam-imam kepala yang pada akhirnya. Yudas tidak pernah mengira Yesus akan menyerah begitu saja, ditangkap, disiksa dan pada akhirnya mati di kayu salib. Sedihlah hatinya dan ia melemparkan uang itu dihadapan para imam dan menggantung dirinya di pohon.
Kita melihat kehidupan
yang berbeda dari Petrus dan Yudas, mereka mengalami kegagalan tetapi Petrus
memilih untuk kembali ke jalan yang benar dan memilih untuk melayani Tuhan
sepanjang hidupnya berbeda dengan Yudas, ia memilih untuk menggantung dirinya
di pohon.
Semua manusia mengalami kegagalan dan jatuh ke dalam lubang yang mungkin sama atau berbeda, tapi tujuan dari hidup kita bukan untuk jatuh di lubang yang sama terus menerus, tetapi kita harus bangkit melupakan hal-hal yang dapat membuat kita jatuh lagi. Kita harus ingat bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sedikitpun meskipun dalam keadaan yang terpuruk dan tidak memungkinkan.Ketika semua terlihat tidak ada harapan dan tidak memungkinkan, Tuhan saja cukup untuk kita karena memang Dia-lah yang kita perlukan. Tuhan selalu ingin kita selalu berserah kepada-Nya dan kita akan merasakan kasih yang abadi dari-Nya.
Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.