Dalam Kelemahan Ia Nyatakan KuasaNya
Sumber: Jawaban.com

Kata Alkitab / 27 March 2017

Kalangan Sendiri

Dalam Kelemahan Ia Nyatakan KuasaNya

trix Contributor
6086

Beberapa tahun yang lalu ayah saya terserang sakit yang membuatnya harus dirawat secara khusus. Suatu hari ketika kami melakukan ibadah malam, "papa" demikian kami memanggilnya mengakhiri doa berkat dengan nyanyian "Bapa t'rima kasih". Dengan lidah yang kelu ia bernyanyi sangat kencang membuat kami tersentuh dengan semangatnya hingga tanpa sadar kami semua menanggis. Keesokan harinya setelah ia diberi obat oleh dokter di rumah sakit, ia hanya menutup mata seperti orang tertidur. Bagaimanapun kami membangunkannya untuk membuka matanya, ia tetap hanya terdiam sambil menutup matanya. Hancur hati kami melihat papa kami yang dikatakan orang yang sangat aktif, suka berbicara juga ceria menjadi seorang yang hanya tertidur. Kadang - kadang kami melihat airmatanya menetes ketika kami ajak bercerita atau berdoa bersama, sedih hati kami melihatnya. Keadaan ini berlangsung cukup lama kurang lebih seminggu hingga akhirnya ia membuka matanya dan tersenyum. 

Malam itu seperti biasa kami melakukan doa malam. Entah mengapa saya mengatakan kepadanya sebelum saya berdoa, "Ini adalah doa terakhir karena setelah ini papa akan sembuh sempurna." Setelah kami semua mengucapkan amin, ia tiba - tiba batuk kecil dan kemudian dengan senyum kepalanya pun lunglai kesamping. "Papa sudah sembuh sempurna." Itu yang dikatakan ibu saya saat itu. Dengan tenang ibu saya langsung merapikan pakaian kami, sayapun segera merasakan detak jantung papa kemudian adik saya segera memanggil dokter jaga untuk melihat keadaan papa tetapi benar yang dikatakan oleh ibu saya. Hari itu dengan senyum ia pergi meninggalkan kami semua.

Selagi saya memandang tubuh papa, saya menceritakan kepada ibu saya kejadian dimalam sebelumnya. Saya melihat ruangan kamar rumah sakit itu berubah menjadi sebuah ruangan yang besar, putih cemerlang, perlahan-lahan saya berjalan, seiring saya berjalan ada rasa sukacita juga damai yang saya rasakan. Saya merasa beban saya diangkat, hingga saya tidak ingin pergi dari tempat itu akan tetapi ada suara yang mengatakan kepada saya kalau belum saatnya saya untuk tinggal disini. Saya menceritakan hal ini kepada ibu saya dan ia mengatakan pada saya bahwa sebelum papa saya masuk rumah sakit ia juga pernah mengatakan hal yang sama seperti saya hanya bedanya papa mendengar banyak nyanyian pujian berkumandang diruangan itu.

Doa syukur saya panjatkan kepada Tuhan karena Ia boleh menyatakan kuasaNya kepada kami walau kami harus kehilangan papa kami. Sosok yang menjadi panutan, teladan, orang tua dan juga sahabat kami. Kehilangan orang yang kita kasihi bukan sebuah alasan untuk kita tidak dapat bersyukur kepada Tuhan dan terus berlarut - larut dalam kesedihan karena Ia tidak akan pernah meninggalkan kita.


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.

Halaman :
1

Ikuti Kami