"Udah jatuh ketiban tangga", mungkin itu adalah kata yang dapat mengambarkan kondisi saya saat ini. Masalah demi masalah terus saja ada dan seakan tidak ada jalan keluar. Mereka yang adalah sahabat saya, satu demi satu pergi meninggalkan saya dan menjadi orang asing. Ketika saya datang meminta bantuan dari anggota keluarga, mereka malah menghina dan menghakimi tanpa memberikan jalan keluar satupun. Perasaan marah, kecewa, kesal dan putus asa semua campur jadi satu.
Perlahan - lahan saya mulai menarik diri dari kehidupan sosial saya dan mengurung diri dikamar. Saya bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, kamu dimana? Tolong aku." Tetapi jawaban yang diberikan masalah baru lagi yang muncul. Saya meninggalkan saat teduh dan waktu doa saya karena merasa semua tidak ada gunanya, Tuhan tidak jawab doa saya. Hingga saya mencapai pada titik putus asa dimana saya ingin bunuh diri agar saya tenang. Pikiran itu semakin kuat karena saya merasa itu adalah jalan keluar satu - satunya. Kemudian saya menyatakan pikiran saya kepada kekasih saya dan ia mengatakan, "Kamu bilang biar Tuhan yang berkarya, pertolonganNya tepat pada waktunya dan semua yang terbaik Tuhan kasih, tapi kok mau bunuh diri?"
Saat itu kata - kata tersebut tidak bermakna apa -apa, saya tetap dalam keputus asaan dan keterpurukan mental saya. Setiap hari pikiran saya selalu dihantui oleh masalah dan masalah, sehingga membuat saya tidak dapat tidur atau berpikir tenang. Akan tetapi didepan orang saya selalu bersikap tenang, santai dan terus senyum, sehingga ada seorang rekan kerja saya berkata bahwa saya itu hidupnya santai kok tidak mau cari jalan keluar dari masalah. Sebenarnya didalam hati saya menjerit meminta pertolongan dan binggung harus bagaimana lagi.
Hingga pada satu hari Minggu saya memutuskan untuk ke gereja beribadah. Awalnya biasa saja tetapi perlahan - lahan timbul suatu rasa kerinduan dengan suasana damai dan sukacita. Tiba - tiba airmata saya meleleh ketika mendengarkan lagu persembahan pujian dan saya seperti melihat film kehidupan saya. Dimana dulu hidup saya selalu terlibat didalam pelayanan dengan keadaan apapun dan tiba - tiba saya pergi meninggalkan Tuhan. Saya terus menanggis dan memohon ampun kepada Tuhan. Saat itu saya merasa tubuh saya mengigil dan lemas, saya bilang sama Tuhan, "Tuhan, saya lelah. Tolong saya, ambil semua rasa egois, sombong dan angkuh saya. Ampuni saya karena telah meragukan dan meninggalkan Engkau. Pulihkanlah hidupku menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki iman padaMu." Saat itu saya merasa Tuhan telah menjamah saya dan ada perasaan sukacita yang mengalir didalam hati saya, merasa bahwa saya bagaikan anak hilang yang telah pulang kerumah. Perasaan saya sangat lega merasa semua beban yang saya punya hilang.
Hari itu menjadi hari yang baru bagi saya. Setibanya saya dirumah, saya mencerita kan tentang apa yang terjadi digereja dan rasa bahagia yang saya miliki. Saya dikuatkan dan diingatkan kembali bahwa Tuhan sangat mengasihi saya dan Ia tidak pernah meninggalkan saya walau semua orang pergi meninggalkan saya. Saya merasa tanganNya memeluk saya dan mengatakan kepada saya, "Aku mengasihimu dan tidak pernah meninggalkanmu."
Saya tahu bahwa saya masih memiliki banyak masalah yang belum terselesaikan tetapi saat ini saya yakin masalah saya tidaklah lebih besar dari kuasa Tuhan. Saya mulai menata hidup saya yang baru bersama Tuhan yang biasanya saya mencari pekerjaan dengan mengandalkan pikiran saya sendiri kali ini saya mengandalkan Tuhan berkarya dan bekerja untuk setiap lamaran pekerjaan yang saya kirimkan. Saya yakin Dia akan menyediakan yang terbaik bagi anak - anaknya yang percaya dan mengasihi Dia.
Jangan kita menyerah dengan keadaan dan masalah kita tetapi kita menyerahkan sepenuhnya kepada otoritas Tuhan keadaan dan masalah yang kita hadapi dan miliki.