Pendeta Sari Mirzoev, salah satu gembala dari Gereja Evangelis Azeri terbesar di Azerbaijan mendapat penglihatan bahwa akan ada 9 juta orang di negara itu yang akan bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
“Tentu Kami ingin melihat semua Azeri (sebutan oran Azerbaijan) percaya dan mengenal Kristus, ini adalah mimpi kami. Tuhan mengatakan bahwa, meskipun gereja pada waktu itu terdiri dari orang-orang sebagian besar Rusia, segera akan diisi oleh orang-orang Azeri, dan Tuhan akan melakukannya melalui saya,” katanya.
Mirzoev adalah orang yang berpindah keyakinan menjadi Kristen pertama kali di negara itu sejak runtuhnya Soviet pada tahun 1991. Hari ini, dia sekarang memimpin Gereja Baptis Cinta. Setelah pada tahun 1995, pemerintah mulai mengizinkan percetakan dan publikasi literatur Kristen, termasuk Alkitab, maka Mirzoev terus bersemangat menyampaikan injil.
"Kami mulai dengan menerjemahkan Alkitab sehingga orang bisa memiliki Firman Allah dalam bahasa mereka sendiri. Dari sana kami lanjut memproduksi buku-buku untuk anak-anak dan berbagai literatur Kristen lainnya," kata Gulshan Huseynova, satu-satunya orang yang menjalankan hanya perusahaan penerbitan Kristen di negara itu.
Pemerintah Azerbaijan memungkinkan untuk adanya kebebasan beragama, namun membangun sebuah gereja dan pelayanan sejenisnya seringkali sengaja dipersulit, begitu juga dengan usaha-usaha dari pihak-pihak tertentu untuk membuat kegiatan kekristenan tersendat di negara itu. Akan tetapi segala tantangan dan rintangan itu tidak membuat para pemimpin Kristen dan para umat disana menjadi patah semangat. Namun hal ini justru membuat mereka bersemangat.
"Ini tidak akan mungkin bagi siapa saja untuk secara efektif berbagi Injil tanpa hikmat Allah dan bantuan Roh Kudus," ujar Alan Bedoev, yang bekerja dengan Misi Eurasia yang berbasis di Illinois, sebuah organisasi yang melengkapi para pemimpin gereja muda di 13 negara dari bekas Uni Soviet.
Bahkan saat ini gereja yang dipimpin oleh Mirzoev telah ditutup dan dia juga telah ditangkap, namun dia mengatakan tidak akan menyerah pada pelayanan kepada masyarakat negaranya. "Jalan kami adalah menantang, tapi kami mengatasi hal itu melalui Kristus, yang mengasihi kita. Kami berkomitmen untuk mendoakan presiden kita dan negara kita."