Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) Nia
Syarifudin mengatakan bahwa meskipun saat ini bangsa Indonesia menghadapi
persoalan pelik terutama dalam disorientasi penerapan Bhinneka Tunggal Ika,
namun dirinya menilai bahwa mayoritas rakyat Indonesia masih setia pada konsensus nasional yaitu Pancasila.
"Modal kita adalah menguatkan diri kita untuk percaya
diri terhadap ideologi bangsa, dan harus ditebar kembali kepada banyak
masyarakat yang mungkin gamang terhadap ideologi bangsa. Saya menilai mayoritas
rakyat kita masih setia kepada konsensus nasional, yaitu Pancasila,” katanya
dalam diskusi “Nasib Bhinneka Tunggal Ika di 2017” bersama Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (Pewarna Indonesia), Senin (9/1/2017).
Nia juga mengingatkan bahwa terjadinya penurunan dalam
hal pemahaman Pancasila dikalangan masyarakat, jangan sampai menurunkan
kepercayaan diri untuk terus dan tetap berpegang pada Pancasila sebagai
pemersatu dan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Dirinya justru optimis
Pancasila akan menjadi peluang besar menghadapi tantangan nyata bangsa ini, seperti aksi-aksi intoleransi yang kerap terjadi.
“Kekuatan lintas keagamaan masih sangat kuat saat ini, maka
dari itu jangan terlalu mendengarkan kelompok kecil yang berisik. Kalau ada
tantangan pasti ada peluang. Seperti Pancasila yang akan menjadi peluang untuk
tantangan. Kita harus punya karakter yang tangguh. Jangan bingung lagi
Pancasilanya, yaa.. Pancasila 1 Juni. Bhineka tunggal ika adalah realitas bangsa
yang tidak bisa dihilangkan,” tambahnya.
Diskusi yang disiarkan langsung oleh RPK FM Jakarta ini
dipandu oleh pengurus pusat Pewarna Indonesia, Argopandoyo dan Deddy Tambunan juga
hadir sebagai penanggap, Daniel Tanamal dan Thony Ermando.