Menikah untuk melayani Tuhan? Ya, pernikahan dirancang Tuhan tidak hanya untuk berkembang biak dan melahirkan banyak keturunan. Sejatinya, pernikahan itu dirancang untuk melibatkan suami istri dalam pekerjaan pelayanan Tuhan.
Ada masanya pasangan yang baru menikah akan dikarunia bayi dan saat itulah semua hal benar-benar berubah. Istri sibuk merawat anak dan suami membanting tulang mencari nafkah. Rutinitas ini seakan menyedot hampir semua waktu yang mereka miliki. Tentu rasanya mustahil untuk melayani Tuhan!
Tahukah Anda bahwa sebenarnya, melayani Tuhan tidak
hanya berbicara soal sibuk mengikuti pelayanan di gereja atau komunitas pelayanan.
Mengasihi pasangan dan anak-anak Anda juga adalah bentuk pelayanan. Tuhan memberi
tanggung jawab kepada suami istri untuk saling bekerja sama dalam rumah tangganya.
Suami memberi teladan bagi istri dan keluarganya dan istri terus berjuang melakukan
yang terbaik untuk suami dan anak-anaknya. Inilah pelayanan yang paling besar yang
diamanatkan Tuhan dalam sebuah pernikahan. Sebuah pernikahan yang berpusat kepada Kristus harus mencerminkan Yesus dan kasih-Nya bagi orang-orang di sekitarnya.
Hal ini tidak
berarti membatasi pasangan menikah untuk melayani juga di luar rumah loh! Saat pernikahan Anda benar-benar baik
dan anak-anak Anda sudah tumbuh semakin dewasa dan mandiri, saat itulah Anda
dan pasangan keluar dari zona nyaman dan memberikan diri untuk melayani di luar sana.
Jalanilah hidup
Anda di bawah tuntunan Kolose 3 : 2, “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan
yang di bumi.” Saat Anda merenungkan ayat ini, ambillah keputusan untuk terus
melayani Tuhan, tak peduli apakah itu dalam pernikahan atau terlibat dalam pelayanan di luar sana.
Jika Anda rindu untuk melayani Tuhan bersama-sama dengan pasangan beberapa tips ini bisa Anda lakukan:
1. Teruskanlah membangun pernikahan yang berpusat pada Kristus. Hal ini sangat penting!
2. Tinggalkan
sejenak kesibukan pelayanan gereja jika pernikahan Anda benar-benar sedang
membutuhkan perhatian. Pikirkan, bahwa pernikahan Anda tidak akan pernah bisa
sempurna, sehingga Anda perlu mempertimbangkan kapan saatnya melayani di luar
rumah dan kapan saatnya harus melayani di keluarga Anda sendiri. Kedua pilihan ini harus bertujuan untuk menghadirkan garam dan terang.
3. Ikutlah
terlibat di sebuah pelayanan yang memungkinkan Anda dan pasangan bisa melakukannya
bersama-sama. Tanyakan gereja Anda pelayanan apa yang membutuhkan bantuan dan mulailah mendoakan pelayanan tersebut bersama pasangan.
4. Jika Anda
dan pasangan memiliki minat yang berbeda dalam pelayanan. Cobalah menanyakan apakah
pelayanan yang dia lakukan memungkinkan untuk Anda bisa ikut mendampingi pasangan. Melayani bersama tentu saja akan jauh lebih menyenangkan!
5. Jika Anda
mungkin lebih terlibat dalam pelayanan wanita, yang membuat hal itu kelihatan sulit
untuk melibatkan suami Anda, maka cobalah meminta dia untuk bisa membantu Anda dalam
urusan di belakang layar. Misalnya, membantu untuk cara memecahkan persoalan yang
sedang dihadapi seorang istri akibat kelakuan suaminya. Anda bisa meminta nasihat
suami dari sisi seorang pria. Atau meminta bantuan pasangan secara teknis saja baik
tenaga dan emosi. Ini bisa jadi cara yang sangat efektif untuk melibatkan pasangan
dalam pelayanan.
Apakah Anda
dan pasangan terlibat dalam beberapa pelayanan Tuhan di luar sana? Melayani bersama
pasangan adalah sebuah pekerjaan mulia yang akan diperhitungkan Tuhan. Untuk itu,
jangan berhenti untuk terus menjadi garam dan terang, terutama bagi keluarga Anda.