Belas Kasihan Menang Atas Penghakiman

Our Impact / 25 November 2016

Kalangan Sendiri

Belas Kasihan Menang Atas Penghakiman

Lusiana Official Writer
6647
Sebuah kesalahan tragis telah terjadi pada tanggal 3 Juli 1989. Peluru kendali dari kapal perang USS Vincennes menembak jatuh sebuah pesawat penerbangan sipil Iran. Sebanyak 290 jiwa di dalamnya tewas seketika. Kapten kapal USS Vincennes itu mengira bahwa mereka sedang diserang oleh sebuah pesawat tempur F-14 milik Iran. Jajak pendapat umum menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Amerika menentang pembayaran ganti rugi kepada para keluarga korban. Perlakuan kejam terhadap para sandera Amerika di Iran yang masih terbayang jelas di benak mereka menjadi alasannya. Tetapi Ronald Reagan, Presiden Ke-40 kala itu menyetujui pembayaran ganti rugi tersebut. Ketika para wartawan bertanya mengenai tindakannya itu, ia menjawab, "Saya tidak pernah melihat belas kasihan sebagai contoh yang buruk."

Prinsip balas dendam memang jauh lebih mudah untuk diterapkan. Namun, belas kasihan adalah cara Tuhan dan bukan merupakan cara yang mudah namun harus dilakukan karena belas kasihan adalah kasih dalam bentuk tindakan. Sarah, seorang gadis yang berusia 17 tahun, memberikan kesaksian mengenai kuasa belas kasihan di hidupnya di bawah ini.

Sarah adalah seorang yang hidup dalam sebuah keluarga yang broken home. Sarah sering melihat ayahnya melakukan kekerasan terhadap mamanya. Sarah juga mendapat perkataan kasar serta hinaan yang lambat laun menjadi dendam di hatinya, karena merasa ayahnya sangat jahat dan kejam. Dengan jujur Sarah kemudian menyampaikan permasalahannya tersebut kepada pembimbing rohaninya, bahwa dia bingung menjalani hidup ini. Berkat bimbingan tersebut, Sarah semakin rindu untuk mengenal Tuhan dan kasih-Nya. Ketika masalah datang menghampirinya, hatinya semakin rindu untuk mempelajari tentang belas kasih Tuhan dan pengampunan-Nya karena ia juga ingin bisa mengampuni dan menerima keluarganya. Terlebih ibunya sering melampiaskan semua masalahnya kepada Sarah ketika sedang mengalami masalah.

Tanpa sengaja, Sarah menyaksikan tayangan Solusi dan menghubungi layanan konseling CBN, Sahabat 24. Setelah Sahabat 24 menghubungi kembali, Sarah semakin mengerti tentang bagaimana belas kasihan Tuhan sehingga dia bisa mengampuni ayahnya. Tidak hanya mengerti, Sarah juga melepaskan belas kasihan tersebut dan mengampuni ayahnya, dan dia mengaku bahwa kini hatinya terasa penuh sukacita, tenang dan damai. Balas dendam tidak mendatangkan damai sejahtera. Namun belas kasihan menang atas penghakiman.

Sama seperti Sarah yang sanggup memberikan belas kasihan kepada ayahnya, Anda pun bisa memberikan kasih Anda kepada sesama dengan mendukung pelayanan Sahabat 24. Selaras dengan komitmen kami, yaitu melayani jiwa-jiwa 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, Sahabat 24 sangat senang sekali dapat menjadi Sahabat yang baik bagi Anda dan banyak orang lainnya.

Mendukung pelayanan Sahabat 24 sebagai Mitra CBN, sama artinya dengan menjadi Sahabat bagi mereka yang membutuhkan belas kasihan Tuhan. Anda bisa mengisi formulir di bawah ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email. Dapatkan hadiah menarik dari kami sebagai bentuk apresiasi kami terhadap belas kasihan yang telah Anda berikan.

Halaman :
1

Ikuti Kami