Ada Seseorang yang Setia Menjagaku
Sumber: www.gettyimages.com

Kata Alkitab / 1 November 2016

Kalangan Sendiri

Ada Seseorang yang Setia Menjagaku

Lori Official Writer
4971

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. Kemudian dia duduk, meletakkan tasnya di pangkuan dan menyandarkan tongkat di tungkainya.

Satu tahun sudah berlalu, sejak Susan (34) kehilangan penglihatannya selamanya. Diagnosa medis yang salah telah membawanya terlempar jauh ke dunia yang gelap gulita, penuh amarah, frustrasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita yang sangat independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, tak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya. “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?” tanyanya dengan penuh amarah. Tetapi betapa pun seringnya dia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu, penglihatannya takkan pernah pulih kembali.

Di tengah depresi dan keadaannya yang buta, Mark tetap saja mencintai Susan dengan tulus. Mark adalah seorang perwira Angkatan Udara dan dia melihat bagaimana Susan tenggelam dalam keputusasaan. Mark bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran paling sulit yang pernah dihadapinya.

Dengan kondisinya yang terbatas, Susan memutuskan untuk kembali bekerja. Tetapi, bagaimana dia bisa sampai ke kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang dia terlalu takut pergi ke kota sendirian. Mark menawarkan bantuan untuk mengantarnya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak di pinggiran kota yang berseberangan. Mula-mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal yang paling sederhana sekalipun. Tetapi, Mark segera menyadari bahwa hal itu ternyata keliru, membuat mereka terburu-buru, dan biaya yang terlalu mahal. “Susan harus belajar naik bus lagi,” imbuh Mark dalam hati.

Setelah menyampaikan keputusan tersebut, Susan segera mengerang. “Aku buta,” tukasnya. “Bagaimana aku bisa tahu ke mana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku.”

Mark pun begitu sedih mendengar kata-kata Susan, tetapi dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji setiap pagi dan sore dia akan baik bus bersama Susan, selama masih diperlukan, sampai Susan mandiri dan menghafal rute yang dia tempuh sendiri.

Dan itulah yang terjadi. Selama dua minggu penuh Mark, mengenakan seragam militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari Susan bagaimana caranya menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menentukan di mana dia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan sopir-sopir bus yang dapat mengawasinya dan menyisakan satu kursi kosong untuknya. Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Susan tersandung saat turun dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh berkas di lorong bus.

Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark akan naik taksi ke kantornya. Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Mark yakin bahwa hal itu hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark percaya kepada Susan, wanita pemberani dan berani menghadapi tantangan seperti yang dulu dikenalnya.

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan seorang diri. Tibalah hari Senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi kawannya satu bus dan sahabat terbaiknya itu. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi kearah yang berlawanan.

Senin….Selasa…Rabu…Kamis…Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jumat pagi, seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata. “Wah, aku iri padamu.”

Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak : Lagi pula, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup? Dengan penasaran, dia bertanya kepada sopir itu, “Kenapa kau bilang kau iri padaku?”

Si sopir lalu menjawab, “Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu.”

Susan tidak tahu apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu?”

“Kau tahu, minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau wanita yang beruntung,” ucap sopir itu.

Seketika itu, air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Mark, dia selalu bisa merasakan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung karena Mark memberinya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri, hadiah cinta yang bisa menjadi penerang di mana pun ada kegelapan.

Jika seorang suami saja berkorban begitu besarnya untuk orang yang dia kasihi, apalagi Tuhan. Dia adalah sosok yang setia dan pribadi yang mengasihi kita. Dia selalu memastikan kehidupan kita berjalan dengan baik. Dia memastikan kita tidak tersandung jatuh ke dalam dosa. Apakah Anda menyadarinya saat ini? Bahwa ada satu sosok yang tak terlihat yang selalu menjagai Anda sepanjang hari? Mari bersyukur untuk kebaikan-Nya!

Sumber : Chicken Soup for The Soul
Halaman :
1

Ikuti Kami