Kapan sebaiknya
anak muda mulai berpacaran? Siapapun diantara Anda yang sudah pernah berpacaran
pasti tahu benar bahwa jalinan cinta justru hanya membawa derita; mulai dari persoalan
putus cinta, dosa seksual, patah hati, sakit hati, perlakuan kasar, perselingkuhan dan sebagainya.
Kita tahu risiko
dari mencintai seseorang bisa menyebabkan sejumlah rasa sakit di atas. Lalu kenapa
begitu banyak diantara kita yang memilih terlalu dini untuk menjalin cinta atau berpacaran?
Well. Secara garis besar, hasrat cinta itu
sebenarnya didorong oleh pikiran dan perasaan, yang tanpa kita sadari bisa dipakai
si iblis untuk membawa kita kepada kekosongan, kesepian, dan hidup tanpa
tujuan. Dia mengintervensi keinginan kita dan meyakinkan kita bahwa ‘cinta’ lah
yang benar-benar bisa membuat kita hidup. Semua kesenangan terbaik dan pengalaman
hidup yang penuh ditemukan dalam hubungan berpacaran. Dia menyajikan Anda rasa
sakit hati sebagai sarapan pagi dan manisnya hubungan seksualitas sebagai keindahan yang sebenarnya adalah racun.
Zaman sekarang
ini, kita tak jarang menemukan anak-anak SD bahkan sudah muali berpacaran. Lalu
beranjak di bangku SMP mereka sudah mulai mau berciuman dan di SMA anak-anak remaja
ini kerap kali gonta-ganti pasangan. Yang mereka cari hanyalah cinta, kasih sayang,
keamanan, kenyamanan dan keintiman dari seorang yang mereka sukai. Dan si iblis
berhasil mengalihkan perhatian anak remaja itu dari Tuhan, dimana usia remaja seharusnya
waktu yang sangat tepat untuk tumbuh dan dididik semakin kuat berakar di dalam Tuhan.
Kenapa semua orang harus berpacaran?
Kenapa anak
muda yang masih berusia belasan tahun sudah kerap gonta ganti pacar? Bagi
kebanyakan anak muda, mereka hanya ingin bahagia, saling memiliki dan dihargai.
Bayangkan saja bagaimana kebutuhan kita ada dalam keintiman bersama dengan laki-laki
atau perempuan muda itu. Banyak diantara kita yang berpacaran hanya untuk mencoba
mengisi kebutuhan itu di dalam cinta. Saat ditanyakan, kita mungkin akan mengatakan
bahwa cinta ini akan berakhir di pelaminan, tetapi tak sedikit yang benar-benar kehilangan arah untuk mengejar pernikahan saat menjalani hubungan berpacaran.
Kapan seharusnya bisa berpacaran?
Secara hukum,
peraturan di Amerika mengijinkan mereka yang sudah berusia 18 tahun menikah. Yang
artinya tak jauh dari usia itu anak-anak muda Amerika sudah bisa berpacaran. Tetapi
pertanyaannya adalah apakah mereka benar-benar sudah cukup matang untuk memutuskan
menjadi pasangan suami istri? Apakah mereka benar-benar sudah mampu mencukupi kebutuhan keluarga nanti?
Tak
diragukan, bahwa kita bisa berpacaran lebih lama sebelum benar-benar siap untuk
menikah. Kita tidak bisa berpacaran untuk menikah jika pernikahan tersebut
bahkan masih belum ada dalam radar atau belum timbul dari keinginan kita. Anda
mungkin sudah memimpikan tentang semua pernikahan, tetapi apakah itu realistis?
Sebelum keinginan
menikah itu belum muncul, tetaplah berpacaran sampai kalian benar-benar ingin menikah.
Apa yang harus dilakukan selama menunggu waktu yang tepat?
Hanya karena
masih dalam penantian, bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Hidup ini tidak hanya
berbicara soal cinta dan pernikahan. Hidup ini berbicara tentang Tuhan, kasih
dan rencana-Nya bagi kita. Tak peduli apakah kita masih lajang atau sudah menikah, atau berapapun usia kita.
Tuhan punya
rencana yang jauh lebih besar bagi Anda melebihi hubungan apapun yang ada di
dunia ini. Dia ingin mengerjakan hal yang spektaluker melalui hidup Anda dan masa
muda Anda. Dia ingin memakai Anda dan menjadi alat untuk mengubahkan orang lain.
Jika Ia menghendaki Anda untuk menikah, Tuhan akan membuat Anda menjadi suami/istri
masa depan yang kuat, peduli, murah hati dan penuh kasih. Dia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa sumber kebahagiaan sejati itu ada di dalam Yesus saja.
Jadi, Anda tidak
perlu buru-buru pacaran untuk merasa dicintai atau dihargai. Atau untuk
menemukan kenyamanan dan keamanan. Tetapi carilah Tuhan terlebih dahulu dan
bertumbuhlah untuk menjadi anak muda-nya Tuhan yang matang, kuat dan penuh
kasih.
Bagi Anda yang
belum berpacaran ataupun yang sudah berpacaran, selamat merenungkan tulisan ini.
Tuhan Yesus memberkati!