“Tuhan memberkati dan melindungi pelayananmu selama-lamanya” yang diambil dari Bilangan 6:24-26 merupakan berkat yang diberikan kepada orang-orang yang dengan setia dan tekun melayani Tuhan.
Tiga hal yang didapat dari Bilangan 6: 24-26 sebagai bekal kita dalam melayani Tuhan, yakni:
Pertama, kita tidak usah kuatir atau
takut pada waktu melayani pekerjaan Tuhan, sebab Tuhan pasti menolong dan melindungi.
Memang, melayani Tuhan di ladang pelayanan itu tidaklah mudah, penuh dengan
resiko dan tantangan. Seringkali iman harus diperhadapkan dengan ujian maupun
cobaan yang nyaris merontokkan iman kita. Namun demikian, dalam keadaan
terintimidasi dan teraniaya karena nama Tuhan sekalipun, tidak usah takut,
sebab Dia pasti akan membela kita. Meski kelihatannya kita merasa sendiri atau
minoritas, namun bila Tuhan menyertai, maka kita akan memperoleh penghiburan
dan kekuatan. Sehingga kita mampu mengatasi persoalan kuatir dan ketakutan.
”Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun
tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami
dihempaskan, namun tidak binasa” (2Kor. 4:8-9). Pada waktu kita berseru kepada
Tuhan minta pertolongan-Nya, maka Dia pasti menolong. ”Orang yang tertindas ini
berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakaan” (Mzm. 34:7);
Kedua, kita harus berani melangkah melakukan perkara yang lebih besar dari sebelumnya. Mengembangkan kapasitas diri dengan
kertampilan dan kecerdasan, serta memperluas jangkauan pelayanan. Sewaktu kita
bertindak, maka mukjizat akan terjadi. Ada banyak orang yang menghadapkan
mukjizat, tetapi tidak pernah mau melangkah. Maka, sampai kapan pun mukjizat
itu tidak akan pernah terjadi. Oleh karena itu, mulai sekarang melangkahlah dan
nantikan mukjizat-Nya. Terimalah mukjizat-Nya seperti wanita yang 12 tahun
menderita penyakit pendarahan. Wanita ini tidak hanya sekadar beriman bahwa
ketika dia menyentuh punca jubah Yesus penyakitnya akan sembuh. Dia juga
bertindak atas apa yang dia imani. Oleh karenanya, meski kondisi tubuhnya
sangat lemah, akibat pendarahan yang dideritanya, namun dia berjuang sekuat
tenaga untuk menghampiri Yesus dan menjamah ujung jubah Yesus. Pada waktu
wanita ini menyentuh ujung jubah Yesus, mukjizat terjadi. Seketika itu juga
sakit pendarahannya berhenti. ”Sebab katanya: ’Asal kujamah saja jubah-Nya, aku
akan sembuh.’ Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya” (Mrk. 5:28-29).
Ketiga, hidup semakin intim dengan
Tuhan, melalui doa dan firman-Nya. Semakin pandai, berarti harus lebih bergantung sepenuhnya kepada Dia, bukan kepada kemampuan diri sendiri. Sebab orang yang mengandalkan kepada
manusia atau kemampuannya sendiri akan terkutuk (Yer. 17:5). Artinya hidupnya
tidak akan diberkati. Supaya hidup kita diberkati, maka andalkan saja kepada
Tuhan (Yer. 17:7). Pengalaman kita yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak dapat
dipakai untuk mengatasi permasalahan hidup kita. Petrus dan kawan-kawannya yang
merupakan nelayan senior, sudah berprofesi menjadi nelayan puluhan tahun,
merasa takut sewaktu perahu mereka hampir tenggelam karena angin taufan dan
ombak yang menyembur masuk ke kapal mereka (Mrk. 4:37-38). Keahlian serta
pengetahuan Petrus dan kawan-kawannya dalam menangani berbagai tantangan di
lautan, tidak mampu mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi saat itu.
Beruntung ada Yesus dalam perahu tersebut yang menolong mengatasi kesulitan mereka. Sehingga perahu tersebut tidak jadi tenggelam.
Jangan biarkan hari-hari kita berlalu
begitu saja hanya untuk hal yang sia-sia dan tanpa arti. Jadikanlah hidup kita
penuh arti dengan membuat prestasi baik dalam pelayanan, pendidikan, maupun
dalam bidang literatur. Hasilkanlah buku-buku yang berbobot serta berguna untuk
mencerdaskan dan memberkati orang lain. Terlebih agar mereka yang belum percaya
dapat mengenal pribadi Yesus Kristus.
Percayalah! Tuhan tidak hanya memberkati, tetapi Dia juga akan melindungi kita. Marilah kita mempraktekkan janji Tuhan ini. Sehingga kita mampu mengalahkan ketakutan, serta akan membawa kita untuk lebih maju dan berkembang. ”Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:220b). Tuhan berjanji bahwa Dia akan senantiasa menyertai dan melindungi kita terus-menerus. Dalam keadaan situasi maupun kondisi apapun, baik susah maupun senang, Tuhan selalu siap menolong. Pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya, meski terkadang dirasakan lambat, namun tidak terlambat.
Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.