Berbuat baik
tanpa disengaja mungkin akan menimbulkan pertanyaan di benak Anda. Berbuat baik
dengan merencanakannya terlebih dahulu memang suatu tindakan yang baik-baik
saja. Tapi yang ditekankan dalam hal ini adalah perbuatan baik yang lahir dari
ketulusan, tanpa pamrih, keluar begitu saja dalam bentuk tindakan dan tidak
pernah berpikir untuk mendapatkan balasan. Perbuatan baik itu keluar dari kedalaman hati dam kembali pada kedalaman hati.
Motif
Segala
sesuatu yang kita rencanakan pastilah mempunyai tujuan. Seorang pelajar merencanakan
jadwal belajar selama masa ulangan umum. Tujuannya agar dia mendapatkan nilai-nilai
yang baik. Seorang pemuda merencanakan pencapaian dalam lima tahun mendatang untuk
pekerjaan yang ditekuninya. Tujuannya adalah kenaikan jenjang karier dan pendapatan.
Sebuah keluarga merencanakan mengambil cuti tahun depan. Mereka mempersiapkan segala
sesuatunya. Semua itu dilakukan dengan tujuan pada saatnya dapat menikmati waktu cutinya dengan menyenangkan.
Dengan
demikian hati-hatilah dengan merencanakan perbuatan baik, salah-salah perbuatan
baik itu tidak lagi menjadi perbuatan baik yang tulus. Bukan tidak mungkin di
balik perbuatan baik yang kita rencanakan sesungguhnya kita sedang berharap mendapatkan
sesuatu bagi diri sendiri dan demi kepentingan sendiri. Kita merencanakan perbuatan
baik supaya mendapat sesuatu. Semakin kita merencanakan, semakin kita berharap mendapatkan
lebih dari perbuatan baik kita. Jika kita melakukan perbuatan baik yang demikian,
maka kita tidak pernah mendapatkan makna apa-apa dari dalamnya. Perbuatan baik yang
demikian hanya indah tampak di luar, namun sesungguhnya tidak ada bedanya dengan
sebuah kejahatan. Kita berbuat baik bagi seseorang, tetapi sesungguhnya itu dilakukan demi diri kita sendiri.
Sekali
waktu seorang murid bertanya kepada gurunya, “Guru dapatkah engkau menjelaskan tentang perbuatan baik, seperti
apakah itu?” Mendengar pertanyaan demikian maka Sang Guru menjawab, “Engkau bertanya tentang berbuat baik, tanyakanlah
pada hatimu sendiri. Perbuatan baik jika dilakukan selalu akan mendatangkan ketenangan
jiwa. Sebaliknya, perbuatan jahat jika dikerjakan senantiasa akan menghadirkan keresahan dan kegelisahan dalam hatimu.”
Spontan
Marilah melakukan
perbuatan baik tanpa harus direncanakan terlebih dul; spontan dan tanpa pamrih.
Kita melakukannya saat itu sekaligus melupakannya pada saat yang sama. Kita
menyatakan kebaikan sekaligus juga membebaskan mereka yang menerima kebaikan kita untuk menikmatinya tanpa harus berpikir dan dibebani untuk membalasnya.
Berbuat baiklah.
Jika kita tergerak untuk melakukannya dan kesempatan itu datang, jangan pernah menunda.
Dalam Amsal 3: 27 dikatakan, “Janganlah menahan kebaikan dari pada
orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”
Demikianlah kita harus melepaskan kebaikan ketika orang lain membutuhkannya.
Dengan cara
ini, kita tidak terus menerus membawanya dalam pikiran, mengingat-ingatnya seolah-olah
kita menjadi pribadi yang paling berjasa bagi nasib orang lain. Kita juga tidak terus terganggu karena berharap mendapatkan balasan dari mereka.
Contoh
berikut bisa menjadi perenungan bagi kita. Seorang pria mengeluarkan mobilnya
dari tempat parkir, bersamaan dengan dia berurut dua mobil lain persis berada
di belakang mobilnya. Saat itulah dia ingin melakukan perbuatan baik. Lalu
dengan segera dia mengeluarkan selembar uang sepuluh ribuan. Kepada kasir di
tempat parkir dia dengan spontan mengatakan: “Sekalian untuk dua mobil di
belakang!” Setelah itu dia melajukan kendaraannya tanpa menengok ke belakang, siapa
yang mendapatkan parkir gratis karena kebaikannya.
Selamat melakukan
perbuatan baik, tanpa harus direncanakan atau dibuat-buat!