Bolehkah Remaja Pacaran?

Single / 18 October 2016

Kalangan Sendiri

Bolehkah Remaja Pacaran?

Milna Contributor
15463

Menurut Pdt. Gilbert Lumoindong, pacaran bertujuan untuk menikah, bukan untuk main-main, sekedar mengisi waktu luang, mengusir rasa sepi, mengubah status single, dan sebagainya. Karena itu pacaran sebaiknya dilakukan setelah orang lulus studi, bekerja dan hidup mapan serta kondisi fisik, mental, rohani, emosional dan psikologis siap untuk menikah. Sebaiknya selama masa remaja dan masa studi tidak pacaran dulu. Tapi kenyataannya ketika orang mulai beranjak remaja, maka hormon seksual meningkat sehingga orang mulai tertarik pada lawan jenis sehingga timbul keinginan untuk pacaran yang kadang-kadang tidak bisa ditahan lagi. Karena itu ada yang berkata bahwa kalau tidak bisa menguasai diri lebih baik kawin daripada semakin berbuat dosa dengan melakukan perzinahan/percabulan atau merusak rumah tangga orang lain. Tapi jika masih dalam masa remaja dan masih studi tentu masih jauh dari persiapan menikah, kecuali masyarakat udik atau primitif yang tidak pernah sekolah atau berpendidikan rendah. Karena itu bagi remaja yang sudah tidak dapat menahan keinginan untuk tidak pacaran selama studi, maka harus memperhatikan etika pacaran, yaitu:

1. Pacaran harus di tempat yang terbuka. Pacaran di tempat sembunyi justru akan merangsang orang untuk berbuat hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk percabulan atau pemerkosaan.

2. Tidak boleh melakukan seks sebelum menikah. Ini penting. Kalau sudah melakukan seks sebelum menikah lalu tiba-tiba hamil sedangkan masih SMP/SMA, apakah sudah siap menikah? Kalau menikah lantas isterinya mau dikasih makan apa? Lalu anaknya siapa yang akan mengurus? Itu yang harus dipikirkan baik-baik saat masih pacaran agar jangan sampai kebablasan.

3. Harus bisa bagi waktu antara waktu studi dan pacaran. Kalau masih pacaran, masa depan juga harus dipikirkan baik-baik. Jangan sampai karena pacaran prestasi justru menurun. Kalau bisa lakukan pacaran yang intinya saling mendukung baik dalam prestasi maupun keluarga.

4. Pacaran harus di bawah pengawasan orang tua. Orang tua harus tahu dengan siapa anaknya berpacaran dan sebaiknya kalau pacaran orang tua juga ikut mendampingi agar tidak sampai melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

5. Tidak boleh pulang larut malam saat pacaran. Ini bahaya! Remaja amat rentan berbuat cabul/memperkosa pacarnya saat sudah mendekati tengah malam apalagi di tempat-tempat yang sepi/tempat-tempat maksiat.

6. Belajar saling menghargai dan menerima kekurangan maupun kelebihan masing-masing. Ini juga penting. Kalau cuma mau menerima kelebihan pacar saja, tentunya dia juga akan bertindak yang sama. Ini tidak akan membuat hubungan menjadi langgeng.

7. Belajar dewasa rohani. Belajar untuk bersikap sabar, saling mengalah dan tidak mudah emosional dalam menghadapi masalah apapun. Ingat, saat menikah kelak tentu masalah akan semakin bertambah banyak dibandingkan masa pacaran sekarang.

8. Untuk pria belajar untuk mencari nafkah. Suami akan menjadi tulang punggung keluarga dan harus bisa mencukupi semua kebutuhan rumah tangga. Karena itu pada saat masih pacaran harus mulai berpikir dan merencanakan pekerjaan apa yang akan diambil kelak.

9. Untuk wanita belajar untuk mengurus rumah tangga. Saat sudah berumah tangga, isteri akan mengatur dan mengurus setiap keperluan rumah tangga, meskipun ada pembantu. Jangan menyerahkan semua urusan rumah tangga kepada pembantu tapi mulailah belajar mandiri saat mulai pacaran sebagai bekal berumah tangga kelak.

10. Belajar sikap kekeluargaan. Pacar harus bisa menganggap keluarga anda seperti keluarganya sendiri dan mau menerima segala kondisi yang menimpa keluarga anda sekarang ini dan kelak.

11. Belajar untuk setia. Meskipun melihat orang lain yang lebih cantik/tampan, lebih pandai, lebih kaya, lebih terkenal, dan sebagainya; jangan berpaling kepada wanita/pria lain. Jangan suka ganti-ganti pacar kalau sudah cocok, nanti malah dianggap playboy/playgirl.

12. Belajar untuk meningkatkan sikap religius. Ini paling penting. Dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, maka akan semakin mengurangi sikap-sikap yang tidak terpuji dan mendapatkan tuntunan untuk hidup benar, termasuk berpacaran yang benar. Ajaklah pacar anda ke tempat ibadah secara berkala dan kalau perlu minta dibimbing oleh rohaniwan anda.

Sebetulnya tidak perlu sampai terjadi patah hati, trauma yang berkepanjangan, ganti-ganti pasangan jikalau tiap remaja mengerti etika berpacaran dengan baik dan benar dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum memulai pacaran serta percaya bahwa jodoh ada di tangan Tuhan. Manusia boleh berusaha, tapi Tuhan yang menentukan.

Karena itu bagi Anda yang masih remaja, apakah banyak orang yang naksir atau suka menggoda Anda atau sudah ada yang benar-benar serius ingin pacaran dengan Anda? Kalau ya, bagaimanakah tanggapan Anda? Apakah Anda langsung pacaran dengan orang yang naksir Anda atau mengajak Anda pacaran atau menolak dengan alasan ingin lebih konsentrasi studi dulu? Kalau Anda memutuskan untuk pacaran di masa remaja Anda, sudahkah Anda mempersiapkan diri dengan baik agar tidak sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan? Kalau sudah silakan berpacaran dengan benar. Tapi kalau belum, lebih baik Anda berkonsentrasi pada studi lebih dahulu demi masa depan yang cemerlang. Akan ada waktunya nanti Anda mendapatkan jodoh yang terbaik.

Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.

Halaman :
1

Ikuti Kami