Setelah resmi
menyatakan maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, sejumlah masyarakat
melakukan aksi penolakan. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu
dinilai tidak pantas lantaran berasal dari agama minoritas. (Baca Artikel : Kentalnya Unsur SARA dalam Pilkada Jakarta 2017)
Tak sedikit
dari mereka yang menolak bahkan menyebut-nyebut Ahok sebagai kafir sehingga tidak
pantas dipilih. Ahok sendiri menyadari penolakan yang dilayangkan terhadap dirinya
karena pertimbangan keagamaan yang dia anut. Meski begitu, dengan tegas mantan Bupati Belitung ini menolak disebut kafir.
“Enak saja (dibilang)
kafir. Gue (saya) ini Ahli Kitab tahu nggak? Kalau orang Kristen itu Ahli
Kitab. Enak aja lu (Anda) nggak ngerti Quran. Kata Gus Dur. ‘Dasar lu nggak ngerti
Quran bilang Ahok kafir,’ katanya,” papar Ahok dalam sambutan peresmian Ruang
publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Selasa (20/9) kemarin.
Dia mengatakan,
bila ada calon gubernur yang lebih baik dari dirinya maka warga Jakarta tak
perlu memilih Ahok. Karena satu-satunya calon yang berani berbicara terang-terangan
seperti ini kepada masyarakat hanyalah dirinya. “Saya kira seumur bapak ibu nggak
pernah ketemu gubernur politisi yang berani nantang Bapak Ibu pilih, ‘bila yang lain lebih baik dari saya, nggak usah pilih saya,” tegasnya.
Selain menolak
sebutan tersebut, Ahok juga dengan terang pernah menyinggung soal daging babi yang
merupakan makanan haram yang dikonsumsi kaum kafir. Pernah suatu kali, Ahok berkelakar
bahwa makan babi itu enak. Bagi Ahok, mengkonsumsi daging babi memang tidak dilarang.
Dia juga menyinggung bahwa mahalnya harga
daging sapi dikarenakan konsumsi yang tinggi.
“Coba semua
makan babi, naik itu harga babi. Betul kan? Sekarang sapi yang mahal, karena permintaan
terlalu banyak, penawaran sedikit,” tandasnya.