Max Lucado menceritakan bagaimana ia mengalami kesulitan menulis karena jarinya terluka oleh silet yang ia cari dalam sebuah tas. Ia menemukan silet itu, namun salah posisi karena bagian yang tajam mengenai ujung jarinya.
Sepertinya bukan masalah besar, namun ia membutuhkan ujung jari itu untuk mengetik. Ketika ia lupa bahwa jarinya terluka dan memencet keyboard dengan jari tersebut, ia merasakan sakit dan membuatnya teringat untuk tidak menggunakan jari itu dan lebih hati-hati dalam mengetik.
Max kemudian menulis begini:
"Anda juga pernah mengalami luka yang sama juga. Namun bukan terluka di jari tetapi terluka di hati. Bukan karena terkena silet, namun karena orang lain. Kata-kata yang kasar. Teguran yang pedas. Komentar yang sembarangan. Janji yang tidak ditepati. Kita tidak perlu lama dalam hidup ini untuk mengalami tajamnya prilaku seseorang. Luka di jiwa kita ini tidak membekas di daging kita, tetapi hal tersebut mencuri rasa nyenyak saat tidur, sukacita kita dan rasa percaya kita."
Karena rasa terluka tersebut membuat seseorang menjadi sensitif, mudah marah, dan merasa was-was terhadap sekelilingnya. Kita akhirnya melakukan tindakan yang kemudian kita sesali. Semua itu karena kita menyimpan rasa sakit
Bagaimana agar luka di jiwa dan hati kita bisa disembuhkan? Jika jari terluka, maka harus diobati dan dibalut sehingga tidak mengalami infeksi dan bisa cepat sembuh. Bagaimana dengan menyembuhkan luka di jiwa dan hati kita?
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
1 Korintus 13:4-7
Obatilah segera dengan kasih Tuhan. Jika Anda tidak segera mengobati luka hati Anda, maka hal tersebut bisa menjadi infeksi. Apakah bentuk infeksi itu? Kepahitan, dendam,sensitif, mudah tersinggung dan kehilangan iman.
Sebagai manusia, kita tidak bisa menghindar dari luka, karena setiap hari kita akan bergesekan dengan orang lain. Namun jika luka tersebut tidak segera ditangani, maka rasa sakit itu akan semakin parah. Selain itu, orang yang terluka akan memiliki tendensi untuk melukai orang lain juga. Jadi jika Anda tidak ingin menjadi pribadi yang negatif, cepat obati setiap luka pada jiwa dan hati Anda. Bagaimana caranya?
Masuk dalam hadirat Tuhan, dan ijinkan kasihnya membalut setiap luka pada jiwa dan hati Anda.
Saat ini Tuhan Yesus bertanya kepada Anda seperti Ia bertanya kepada orang lumpuh yang berbaring di kolam Betesda, "Maukah engkau sembuh?" (Yohanes 5:6)
Jika Anda mau, bertindaklah. Masuklah dalam hadirat Tuhan dan panjatkanlah doa ini, "Bapa, saya marah, saya terluka, saya sakit hati dan terluka oleh perlakuan ...... (sebut nama orang yang telah melukai Anda). Tapi saya mau sembuh, jamahlah hati saya dan sembuhkanlah saya dengan kasih-Mu, dan saya juga mau mengampuni .... (sebut nama orang yang telah melukai Anda). Saya tidak bisa melakukan hal ini dengan kekuatan saya sendiri, saya membutuhkan-Mu Bapa. Jamahlah saya dan pulihkan saya dengan kuasa kasih-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, saya terima pemulihan. Amin.
Jika lain kali rasa sakit itu muncul kembali, cepat-cepat datang kepada Tuhan. Ingatlah kasih Tuhan hingga rasa sakit itu hilang. Hingga suatu saat, ketika Anda mengingat kejadian dan orang yang melukai Anda, dan Anda tidak merasa sakit lagi, maka hal tersebut menandakan Anda telah sembuh. Inilah yang Tuhan mau Anda alami. Bebas dari rasa sakit dan hidup dalam sukacita.
Sumber : Adaptasi dari Maxlucado.com