Seperti
saat sedang asyik membaca sebuah novel, kita pasti akan tergugah dengan rasa
penasaran yang timbul apakah akhir cerita yang kita baca akan berakhir pada momen menyedihkan atau bahagia.
Rasa penasaran
itu akan semakin besar. Sehingga kita akan terus membaca sampai misteri dari
pertanyaan yang kita bentuk didalam benak kita terpecahkan. Dan pastinya kita akan selalu berharap jika akhir cerita yang kita baca berakhir bahagia.
Jika buku
yang Anda baca adalah cerita hidup Anda sendiri, lalu bagaimana cerita hidup Anda akan berakhir?
Saat usia kita
beranjak 30 tahun dan hidup masih lajang, kita pasti akan bertanya-tanya apakah
kita akan menikah? Atau apakah hidup melajang adalah kehendak Tuhan? Tentu saja
kita belum tahu jawabannya bukan? Mari membalik halaman buku kehidupan kita untuk
mencari tahu msiteri itu. Lalu kita melihat orangtua kita yang semakin menua, lalu
mulai bertanya-tanya berapa lama sisa waktu yang mereka punya. Kita tidak menemukan jawabannya!
Kita menemukan
diri kita sendiri seperti seorang detektif yang mencari-cari tanda dan petunjuk atas apa yang akan terjadi. Bagaimana cerita yang kita jalani akan berakhir?
Kita cenderung
melihat akhir dari sebuah cerita dan melewatkan setiap bab dalam hidup kita.
Seolah-olah, seperti Hawa, kita percaya dengan kebohongan si iblis yang mengatakan
bahwa Tuhan menahan segala kebutuhan yang kita perlu. Kita lepas kontrol dan mulai
menerobos masuk ke bab akhir untuk mengintip sedikit akhir dari cerita hidup kita.
Padahal,
jika kita sadari betul, kita tidak perlu tahu tentang segala sesuatu yang membuat
rasa penasaran kita meningkat. Karena, sama seperti membaca novel, kita harus membaca bab demi bab untuk mengetahui alur perjalanan cerita secara kompleks.
Anda perlu
tahu bahwa cerita hidup Anda adalah sebuah biografi yang ditulis dengan penuh
kebijaksanaan dan karunia oleh Tuhan. Dia menulis dengan baik setiap bagiannya.
Setiap plot disusun dengan benar. Setiap karakter baru atau peristiwa tak
terduga disediakan sebagai wujud dari kasih karunia. Setiap bab baru dalam hidup kita bergerak maju menuju tujuan-Nya.
Di antara bab-bab
hidup itulah Tuhan menganugerahkan kasih karunia-Nya. Dia mengajar kita tentang
kepercayaan, kesabaran dan kesabaran. Sama seperti belajar membangun karakter, melewati
tikungan tak terduga, perubahan atau cobaan yang datang silih berganti. Banyak peristiwa
diantaranya yang terjadi di luar dari kendali kita. Namun, Tuhan, sang penulis hidup, tahu bagaimana cerita ini akan berakhir setelah itu.
Yesus adalah
penulis yang memulai dan mengakhiri iman kita (Ibrani 12: 2). Dia akan membawa kita
kepada tujuan yang indah, tujuan yang penuh kemuliaan. Kita tak perlu cemas dan
takut mengenai cerita yang Dia tulis dalam bab-bab hidup kita. Kita hanya perlu
mengandalkan kesetiaan-Nya sebagai gembala yang membimbing kita sampai akhir. Kita
hanya perlu bergantung pada Tuhan, karena Tuhan menyediakan rancangan yang akan
mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya
(Roma 8: 28).
Jika saat ini
Anda percaya bahwa Tuhan adalah sang penulis hidup Anda, maka hal yang perlu Anda
lakukan adalah bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Memintanya untuk mendorong Anda
terus bergerak maju hingga di akhir bab kehidupan nanti, Anda melihat bahwa Dia
benar-benar membawa Anda pada satu tujuan yang indah.