Anneke: Hidupku Terjerat Hutang Karena Pergaulan Buruk
Sumber: Jawaban.com

Family / 8 September 2016

Kalangan Sendiri

Anneke: Hidupku Terjerat Hutang Karena Pergaulan Buruk

Lori Official Writer
10414

Istri yang cakap adalah mahkota suaminya tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya. Demikian firman Tuhan dalam Amsal 12 ayat 4 yang berbicara tentang sosok istri yang berlaku buruk dan yang hanya menyusahkan suami.

Anneke mungkin adalah satu dari sekian banyak istri yang pernah mengecewakan suami. Pergaulan yang buruk dan gaya hidup boros yang dia jalani di masa lalu membuat suami Anneke harus ikut menanggung perbuatannya.

Untuk memenuhi gaya hidup boros tersebut, istri dari Gatot ini tak segan berhutang dengan bunga uang yang relatif tinggi. Tak hanya satu kali, kebiasaan berhutang bahkan telah menjadi candu bagi Anneke. Sampai akhirnya dia harus menanggung akibat dari kebiasaan buruk yang dijalaninya itu.

Anneke mulai dibelit hutang sejak dirinya harus meminjam uang dari seorang renternir hanya demi memuaskan kebiasaan hura-huranya bersama teman-teman. “Saya pinjam dari situ pertama sejuta, selang beberapa hari lagi saya pinjam lagi dua juta dan uang itu habisnya dipakai traktir teman-teman hingga utang saya itu mencapai dua puluh jutaan dalam waktu sebulan waktu itu,” terang Anneke saat bersaksi tentang masa lalunya kepada Gang Senggol Show.

Utang yang membludak membuat dirinya frustrasi dan yang paling menyedihkannya, Gatot bahkan marah besar dan dengan tegas menolak untuk melunasi hutang istrinya itu. Perkara itu pula yang membuat Gatot memutuskan untuk minggat sejenak dari rumah.

Lantaran tidak sanggup melunasi utang-utangnya, para debt collector pun bertindak dan terus mengejar Anneke. Di tengah momen yang begitu mendesak tersebut, Anneke mulai teringat kepada Tuhan. Dia meminta agar pintu yang seolah tertutup tersebut terbuka.

Gatot yang saat itu ikut dalam sebuah acara gereja kemudian tergerak untuk kembali menjumpai sang istri. Kemarahan dan kekecewaan yang dia rasakan saat itu seakan sirna setelah diteguhkan dengan firman Tuhan. Dia akhirnya terbeban untuk kembali dan mau membereskan masalah hutang yang membelit sang istri.

“Saat itu saya telepon istri saya. Saya nyatakan waktu itu bahwa hutang-hutang akan saya tutupi, akan saya lunasi. Dan saya sebagai suami tentunya saya akan bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada,” tutur Gatot.

Segala urusan hutang Anneke telah dibereskan oleh Gatot. Saat itu Anneke berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.

Satu tahun kemudian……

Bad Habit Die Hard. Kebiasaan yang buruk sulit sekali hilang. Demikian ungkapan sebuah pepatah. Ya. Satu tahun sejak peristiwa itu berlalu, hidup Anneke dan keluarga berjalan dengan baik. Dia tak lagi mau berhutang. Pendapatan Gatot yang semakin membaik berdampak baik pula pada kestabilan keuangan keluarga.

Seakan sudah menikmati kenyamanan hidup yang normal, Anneke lalu mulai bergaul kembali dengan tetangga-tetangganya yang kemudian menjerumuskannya kembali lagi pada kebiasaan buruknya di masa lalu.

Bergaul dengan mereka membuat Anneke merasa hidup kembali. Dia ssanggup menghabiskan waktu seharian di luar rumah dan menghambur-hamburkan uang hasil pendapatan sang suami. “Saya belanja. Saya main ke sana ke sini menghambur-hamburkan uang. Akhirnya apa yang suami saya berikan ke saya selama ini, yang tadinya saya merasa cukup dan sekarang menjadi kurang. Dan akhirnya saya mulai meminjam uang lagi dari situ,” ungkap Anneke.

Dalam waktu satu tahun, Anneke kembali harus dihadapkan dengan hutang yang sudah membludak. Hutang yang dia harus lunasi sudah mencapai lebih dari 30 juta. Orang-orang yang meminjamkan uang pada Anneke kemudian mulai menagih uangnya kembali.

Gatot yang mengetahui hal itu kemudian kaget bukan kepalang. Dia tidak menyangka istrinya itu masih terus berbuat ulah. Lantaran tak lagi mampu menahan amarah dan kekecewaan, Gatot memutuskan untuk bercerai.

Namun Anneke tetap bersikeras untuk melunasi hutang-hutangnya sendiri. Dia seakan merasa mampu memperbaiki kekacauan yang dia buat sendiri. Alih-alih mencicil hutang yang dia pinjam, Anneke malah terbelit hutang yang semakin membengkak. Sementara, sang suami seolah pasrah dan memilih untuk menghilang sejenak.

“Hutang saya tambah membengkak. Saya bingung suami saya nggak pulang-pulang. Akhirnya saya kabur ke gereja. Saya bilang ‘Pak saya berbuat kesalahan lagi. Saya terlilit dengan hutang.’” Lewat seorang pendeta, Anneke mendapat bimbingan rohani.

Anneke diingatkan untuk tidak lagi hidup dalam pergaulan yang buruk. Dia juga diingatkan untuk mencukupkan diri dengan segala yang dia punya. Dan untuk yang kedua kalinya, Gatot bersedia kembali melunasi semua hutang-hutang Anneke. Sedikit demi sedikit segala hutang berhasil dilunasi.

“Yang saya lakukan setiap harinya membaca firman berdoa. Membaca firman dan berdoa terus. Di situ saya merasakan pemulihan. Tuhan memberikan satu ayat sama saya di Roma 8 ayat 28,” ucapnya.

Pengalaman itu menjadi titik balik kehidupan Anneke terbebas dari gaya hidup dan pergaulan yang buruk. Bersama suami dan anaknya, Anneke saat ini terus diproses Tuhan untuk menjadi istri yang cakap, hidup berkecukupan dan mensyukuri segala yang ada. Sebab dia meyakini bahwa rancangan Tuhan itu indah dan sempurna.

Sumber : Anneke
Halaman :
1

Ikuti Kami