Istri yang cakap adalah mahkota suaminya tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya. Demikian firman
Tuhan dalam Amsal 12 ayat 4 yang berbicara tentang sosok istri yang berlaku buruk dan yang hanya menyusahkan suami.
Anneke mungkin
adalah satu dari sekian banyak istri yang pernah mengecewakan suami. Pergaulan
yang buruk dan gaya hidup boros yang dia jalani di masa lalu membuat suami Anneke harus ikut menanggung perbuatannya.
Untuk
memenuhi gaya hidup boros tersebut, istri dari Gatot ini tak segan berhutang dengan
bunga uang yang relatif tinggi. Tak hanya satu kali, kebiasaan berhutang bahkan
telah menjadi candu bagi Anneke. Sampai akhirnya dia harus menanggung akibat dari kebiasaan buruk yang dijalaninya itu.
Anneke mulai
dibelit hutang sejak dirinya harus meminjam uang dari seorang renternir hanya demi
memuaskan kebiasaan hura-huranya bersama teman-teman. “Saya pinjam dari situ pertama
sejuta, selang beberapa hari lagi saya pinjam lagi dua juta dan uang itu
habisnya dipakai traktir teman-teman hingga utang saya itu mencapai dua puluh
jutaan dalam waktu sebulan waktu itu,” terang Anneke saat bersaksi tentang masa lalunya kepada Gang Senggol Show.
Utang yang membludak
membuat dirinya frustrasi dan yang paling menyedihkannya, Gatot bahkan marah
besar dan dengan tegas menolak untuk melunasi hutang istrinya itu. Perkara itu pula yang membuat Gatot memutuskan untuk minggat sejenak dari rumah.
Lantaran tidak
sanggup melunasi utang-utangnya, para debt
collector pun bertindak dan terus mengejar Anneke. Di tengah momen yang begitu
mendesak tersebut, Anneke mulai teringat kepada Tuhan. Dia meminta agar pintu yang seolah tertutup tersebut terbuka.
Gatot yang saat
itu ikut dalam sebuah acara gereja kemudian tergerak untuk kembali menjumpai sang
istri. Kemarahan dan kekecewaan yang dia rasakan saat itu seakan sirna setelah diteguhkan
dengan firman Tuhan. Dia akhirnya terbeban untuk kembali dan mau membereskan masalah hutang yang membelit sang istri.
“Saat itu
saya telepon istri saya. Saya nyatakan waktu itu bahwa hutang-hutang akan saya
tutupi, akan saya lunasi. Dan saya sebagai suami tentunya saya akan bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada,” tutur Gatot.
Segala urusan
hutang Anneke telah dibereskan oleh Gatot. Saat itu Anneke berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.
Satu tahun kemudian……
Bad Habit Die Hard. Kebiasaan yang buruk sulit
sekali hilang. Demikian ungkapan sebuah pepatah. Ya. Satu tahun sejak peristiwa
itu berlalu, hidup Anneke dan keluarga berjalan dengan baik. Dia tak lagi mau
berhutang. Pendapatan Gatot yang semakin membaik berdampak baik pula pada kestabilan keuangan keluarga.
Seakan sudah
menikmati kenyamanan hidup yang normal, Anneke lalu mulai bergaul kembali
dengan tetangga-tetangganya yang kemudian menjerumuskannya kembali lagi pada kebiasaan buruknya di masa lalu.
Bergaul
dengan mereka membuat Anneke merasa hidup kembali. Dia ssanggup menghabiskan waktu
seharian di luar rumah dan menghambur-hamburkan uang hasil pendapatan sang
suami. “Saya belanja. Saya main ke sana ke sini menghambur-hamburkan uang.
Akhirnya apa yang suami saya berikan ke saya selama ini, yang tadinya saya merasa
cukup dan sekarang menjadi kurang. Dan akhirnya saya mulai meminjam uang lagi dari situ,” ungkap Anneke.
Dalam waktu
satu tahun, Anneke kembali harus dihadapkan dengan hutang yang sudah membludak.
Hutang yang dia harus lunasi sudah mencapai lebih dari 30 juta. Orang-orang yang meminjamkan uang pada Anneke kemudian mulai menagih uangnya kembali.
Gatot yang mengetahui
hal itu kemudian kaget bukan kepalang. Dia tidak menyangka istrinya itu masih terus
berbuat ulah. Lantaran tak lagi mampu menahan amarah dan kekecewaan, Gatot memutuskan untuk bercerai.
Namun Anneke
tetap bersikeras untuk melunasi hutang-hutangnya sendiri. Dia seakan merasa mampu
memperbaiki kekacauan yang dia buat sendiri. Alih-alih mencicil hutang yang dia
pinjam, Anneke malah terbelit hutang yang semakin membengkak. Sementara, sang suami seolah pasrah dan memilih untuk menghilang sejenak.
“Hutang saya
tambah membengkak. Saya bingung suami saya nggak pulang-pulang. Akhirnya saya
kabur ke gereja. Saya bilang ‘Pak saya berbuat kesalahan lagi. Saya terlilit dengan hutang.’” Lewat seorang pendeta, Anneke mendapat bimbingan rohani.
Anneke diingatkan
untuk tidak lagi hidup dalam pergaulan yang buruk. Dia juga diingatkan untuk mencukupkan
diri dengan segala yang dia punya. Dan untuk yang kedua kalinya, Gatot bersedia
kembali melunasi semua hutang-hutang Anneke. Sedikit demi sedikit segala hutang berhasil dilunasi.
“Yang saya lakukan
setiap harinya membaca firman berdoa. Membaca firman dan berdoa terus. Di situ
saya merasakan pemulihan. Tuhan memberikan satu ayat sama saya di Roma 8 ayat
28,” ucapnya.
Pengalaman itu
menjadi titik balik kehidupan Anneke terbebas dari gaya hidup dan pergaulan yang
buruk. Bersama suami dan anaknya, Anneke saat ini terus diproses Tuhan untuk
menjadi istri yang cakap, hidup berkecukupan dan mensyukuri segala yang ada. Sebab
dia meyakini bahwa rancangan Tuhan itu indah dan sempurna.