Agus Budi
Rahardja harus menikahi Nilla Krisnawati setelah wanita yang dia pacari kala itu
mengaku telah mengandung anak dari hasil hubungan mereka. Pernikahan itu bahkan dilakukan ketika Agus benar-benar masih belum mapan secara finansial.
Setelah membina rumah
tangga dan memiliki anak, Agus mendapat informasi bahwa sang istri ternyata membohonginya.
Dia tahu bahwa di masa lalunya, Nilla sudah melakukan hubungan yang lebih jauh dengan
mantan-mantan kekasihnya. Sebagai suami, Agus merasa seperti dibohongi oleh sang istri.
“Saya berkenalan
dengan mantan pacarnya yang dulu dan mantan pacarnya ini bercerita semuanya tentang dia (Nilla),” terang Agus.
Semua cerita
masa lalu Nilla seakan menjadi sekam di dalam hatinya. Dia merasa sudah dibohongi dan pengorbanan yang dia lakukan selama ini ternyata sia-sia.
“Suami saya marah
karena sebelum menikah itu saya tidak terus terang. Itu hanya menimbulkan suatu
masalah di dalam keluarga dan akhirnya membuat suami saya kecewa dan kepahitan.
Dan membuat dia tidak percaya dengan setiap apa yang saya katakan,” jelas Nilla mengenang konflik rumah tangga yang pernah mereka lalui.
Kekecewaan itupun
diungkapkan Agus lewat buku catatan hariannya. Agus mulai menulis semua perasaan
kecewa dan kemarahannya di sana. Dia bahkan melampiaskan semua rasa sakit hatinya kepada istri dengan minum-minuman keras dan narkoba.
Selama bertahun-tahun,
Agus terus hidup dengan cara hidup yang salah. Dia bahkan tak lagi peduli dengan
anak dan istri. Sementara Nilla berusaha untuk mendapatkan kembali kasih sayang dari sang suami dengan menuruti semua keinginan Agus.
“Untuk membuktikan
bahwa saya mengasihi dan mencintai suami saya, saya rela melakukan apa yang dia
minta. Kadang saat dia mabuk ataupun judi saya menemani dia. Walaupun
sebenarnya itu menekan perasaan saya. Tapi saya mau dia menerima saya dengan apa adanya,” ucap Nilla.
Di usia
pernikahan yang ke-10, pada suatu kali Nilla secara tak sengaja mendapati catatan
harian Agus. Betapa terkejutnya dia setelah membaca semua luapan perasaan,
kekecewaan dan kemarahan sang suami di sana. Sebagai seorang istri yang sudah mencoba
menebus kesalahan dengan melakukan apa saja untuk suaminya, Nilla merasa begitu
terpukul setelah menemukan bahwa suaminya masih belum memaafkan dan menerimanya.
Dia merasa dirinya bukan apa-apa bagi Agus dan hal itu membuatnya kecewa dan putus
asa. Dia pun memilih untuk bunuh diri. “Saya berusaha untuk bunuh diri. Saya minum obat, cuman satu hal saya mau mati!” ucap Nilla.
Untungnya, Tuhan
masih memberikan kesempatan kedua bagi Nilla untuk tetap hidup dan berdamai dengan
sang suami. Dengan penuh penyesalan, Agus meminta maaf kepada sang istri dan meminta
kesempatan untuk bisa menjadi suami yang baik bagi Nilla dan anak-anaknya. Pintu
maaf itu pun membawa keluarga ini pada sebuah perjalanan hidup yang baru. Rasa kecewa Agus terhadap sang istri dipulihkan dan mereka hidup saling mengasihi.
“Saya merasakan
betapa luar biasanya kasih Tuhan buat saya. Dia memulihkan saya. Dia membebaskan
saya dari segala belenggu-belenggu yang selama ini selalu menghantui saya. Dia memulihkan
kehidupan saya. Dia memulihkan keluarga saya,” ucap Agus.
Setelah menerima
pemulihan itu, Agus menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab dan mengasihi
istri dan anaknya.