Refleksi Kehidupan
Sumber: sanimogoan.com

Kata Alkitab / 9 August 2016

Kalangan Sendiri

Refleksi Kehidupan

Mega Permata Official Writer
5519

Diceritakan suatu hari seorang ayah yang gemar mendaki gunung membawa anak laki-lakinya untuk ikut merasakan dan mengajaknya menjadi seorang pencinta alam. Mereka berdua pergi ke suatu pendakian yang memang tidak terlalu menguras tenaga. Mereka pergi untuk melihat anak air terjun dan keindahan alam yang tersembunyi di salah satu gunung. 

Setelah melakukan pendakian, sampailah mereka pada anak air terjun itu. Sang anak begitu senang setelah melewati lika-liku perjalanan akhirnya tiba di tempat yang dituju. Sebuah anak air terjun terlihat begitu indah, segar dan masih alami. Karena si anak begitu senang dan tidak memperhatikan langkahnya, ia pun terpeleset dan menjerit, “Aaaahh!” 

Sang ayah pun segera menolong dan mengangkat anaknya itu. Untungnya tidak parah hanya goresan luka di kakinya. Saat ditolong ayahnya, sang anak mendengar ada suara teriakan juga yang sama seperti teriakannya. Ia pun bertanya kepada ayahnya, “Ayah apakah kau mendengar suara teriakan juga?”. Ayah menjawab, “Tidak, aku hanya fokus menolongmu.” Tetapi sang anak masih penasaran, ia pun kembali teriak, “Hai siapa kau?”. Ia mendengar kembali suara dibalik gunung, “Hai siapa kau?”.

Tanpa memperdulikan lukanya, ia kembali berteriak dengan penuh emosi, “Kau pengecut!” Dan sekali lagi dari balik gunung terdengar suara, “Kau pengecut!”. Ia pun langsung bertanya kepada ayahnya dan bertanya, “Ayah itu siapa, kenapa ayah tenang saja, apa yang terjadi?”.

Ayahnya dengan tenang dan sedikit tersenyum berkata, “Anakku, sekali lagi perhatikanlah”. Kemudian sang ayah berteriak dengan sekuat tenaga, “Aku mengagumimu!” Dan suara itu muncul lagi mengulang, “Aku mengagumimu”.

Sang anak hanya bingung terheran-heran dan belum memahami suara dari balik gunung itu. Akhirnya dijelaskanlah oleh sang ayah, “Nak, orang-orang menyebutnya dengan gema, tetapi sesungguhnya inilah yang dimaksud dengan hidup itu. Ia akan mengembalikan padamu apa saja yang kau lakukan dan katakan,” kata sang ayah.

Yup, gema tersebut sama seperti hidup kita ini yang dipenuhi dengan refleksi dari tindakan. Apa yang kita tabur itulah yang dituai atau yang didapatkan. Jika Anda menabur kebaikan maka itulah yang akan Anda tuai. Begitu juga sebaliknya, jika Anda menabur keburukan maka Anda akan mendapatkannya juga. Apa yang Anda katakan dan lakukan akan Anda dapatkan lagi disuatu hari. Dengan demikian, sebagai orang percaya hal ini harus kita jaga karena dalam Alkitab sudah dikatakan pada Galatia 6:8, “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”

Sumber : Renunganharian/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami