Pokemon Go adalah
game augmented reality (realitas tertambah)
yang ada di dalam ponsel pintar. Game ini bisa dimainkan dengan menggunakan GPS
(Sistem Pemosisi Global) yang akan membawa penggunanya berjalan-jalan di dunia nyata
menangkap monster virtual di tempat-tempat dekat lokasi ponsel dan melatih mereka bertanding.
Permainan yang menarik
perhatian anak-anak dan orang dewasa ini ternyata menimbulkan efek serius bagi
penggunanya. Wabah pokemon ramai dikabarkan telah menyebabkan sederet kasus memprihatinkan, mulai dari kecelakaan, pencurian hingga tindakan kejahatan pedofilia.
Atas wabah Pokemon
Go ini, gereja mengambil beragam langkah untuk menjadikan tren game virtual ini
untuk membawa penggunanya ke arah yang baik dan bahkan menjadi peluang sbagi gereja untuk menyampaikan firman Tuhan.
Gereja Metodis City
Road di Birmingham, misalnya, adalah salah satu lokasi yang dipakai sebagai tempat
pelatihan bagi pemain ‘Pokemon Go’. Pihak gereja menggunakan situasi ini untuk menulis
pesan firman Tuhan dengan kalimat ‘Yesus Peduli Kepada Pemain Pokemon’. Mereka memandang
bahwa Pokemon menjadi fenomena yang harus dihadapi gereja saat ini di seluruh dunia.
Sementara gereja
Mesias Lutheran di Mankato, Minnesota memanfaatkan wabah Pokemon Go untuk mencari
jemaat baru. Gereja ini mulai membuka pintu sebagai tempat yang aman dan ramah untuk
memainkan permainan ini. Mereka berharap
agar para pemain game bisa menemukan sosok yang patut digemari melebihi sosok Pikachu tersebut.
Berbeda pula dengan
Westboro Baptist Church, gereja radikal Amerika yang begitu getol menentang homoseksual
menyatakan kehadiran Pokemon Go memberikan pengaruh besar bagi gereja yang juga dijadikan sebagai salah satu lokasi ‘pelatihan’ bagi tokoh permainan ini.
Margie Phelps,
putri pemimpin gereja Westboro mengungkapkan secara antusias tentang bagaimana
game itu menimbulkan dampak kepada gereja yang memiliki hanya 70 jemaat itu. “Orang-orang
secara fisik muncul di gedung gereja untuk bermain Pokemon Go. Saya kemarin malam
berjalan-jalan dan ada sekitar 60 atau lebih orang di depan gereja,” ucap Margie.
“Jutaan orang menyaksikan
‘pertobatan atau kebinasaan’ dan ‘pergi dan tak lagi berbuat dosa’ di media sosial karena Pokemon Go saat ini,” lanjut Margie.
Tak hanya itu, pihak
gereja juga menggunakan tokoh Pikachu permainan ini untuk menyampaikan pesan-pesan
iman menentang pendukung pro-LGBT, Clefairy.
Sementara di
Indonesia, permainan ini tampaknya masih belum hadir dan semoga beragam dampak buruk
yang terjadi akibat Pokemon Go ini tidak menjangkiti gereja.